Untuk Keuntungan
Sama seperti pekerjaan lain, para pencari cacing bekerja untuk keuntungan. Cacing yang mereka cari dari pagi hingga siang itu akan dijual untuk makanan ikan hias dan peternak ikan yang akan dikonsumsi.
Dalam satu hari mereka bisa mengumpulkan dua kantong lumpur berisi cacing, dengan di dalamnya terdapat berisi dua jenis cacing yang bisa diperjualbelikan yaitu cacing sutra dan cacing super.
Pencari cacing kemudian akan mengeringkan lumpur penuh cacing tersebut di bak yang ditutup plastik hitam. Cacing-cacing itu kemudian akan dimasukkan ke dalam satu wadah susu kaleng dan dalam sehari 15 wadah bisa dihasilkan pencari cacing.
Cacing sutra dan super memiliki harga yang berbeda dengan cacing sutra dijual Rp10.000-Rp15.000 per taker sementara cacing super bisa didapatkan dengan harga Rp20.000-Rp25.000 per takaran. Takaran yang dimaksud adalah wadah susu kaleng kental manis ukuran kecil yang digunakan untuk menempatkan cacing-cacing tersebut.
Kebanyakan cacing yang mereka dapat dijual ke penadah, tapi ada juga yang membuka toko sendiri untuk menjajakan hasil tangkapannya.
Amanan adalah salah satu dari yang menjual cacing-cacing tersebut di rumahnya, karena lebih mudah dan keuntungan akan lebih gampang dihitung.
“Peternak atau tukang ikan hias yang datang ke tempat saya. Lumayan keuntungannya. Minimal bisa buat makan dan sekolah anak,” ungkapnya.
Berjualan di daring juga sudah dilakukan oleh beberapa dari mereka, dengan menjualnya di lapak-lapak daring yang menjamur saat ini. Namun, menurut Amanan, itu dilakukan oleh yang paham teknologi dan usianya masih tergolong muda.
“Kalau di antara kami yang di sini belum ada, tapi ada temen saya yang jual di online. Pakai hape tinggal di foto terus dijual. Saya juga pengin coba, tapi nanti deh,” ujar Amanan.