Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perempuan Guatemala Menangis dan Memohon Bisa Menyeberang ke AS Demi Masa Depan Anak

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Minggu, 28 Juli 2019 |09:04 WIB
Perempuan Guatemala Menangis dan Memohon Bisa Menyeberang ke AS Demi Masa Depan Anak
Ledy Perez memohon kepada penjaga perbatasan Meksiko membiarkan dia menyeberang ke AS demi masa depan anaknya Anthony Diaz. Foto/Reuters
A
A
A

TANGAN Ledy Perez menutupi wajahnya saat dia berjongkok dan menangis, sementara tangan lainnya memegang putranya yang berusia 6 tahun, yang menatap prajurit Tentara Pengawal Nasional Meksiko yang menghalangi mereka untuk menyeberang ke Amerika Serikat.

Ibu dan anak ini telah menempuh jarak 2.410 km dari negara asalnya, Guatemala ke kota perbatasan Ciudad Juarez, yang hanya berjarak beberapa meter dari Amerika Serikat. Momen ini ditangkap oleh fotografer Reuters Jose Luis Gonzalez saat senja pada Senin pekan lalu.

"Wanita itu memohon dan memohon kepada Pengawal Nasional untuk membiarkan mereka menyeberang [ke AS]. Dia ingin menyeberang agar putranya [Anthony Diaz] mendapat masa depan yang lebih baik,", kata Gonzalez.

Baca juga: Diancam Trump, Guatemala Sepakat dengan AS Batasi Pencari Suaka

Baca juga: 16 Marinir AS Terlibat Perdagangan Narkoba dan Manusia

Foto/Reuters

Prajurit itu, yang mengenakan seragam gurun, sambil menenteng senapan serbu memegang bahu perempuan itu. Ia mengatakan hanya mengikuti perintah, menurut Gonzalez.

Tentara itu tidak mengungkapkan namanya.

Foto/Reuters

Foto itu viral di media sosial, dan telah menjadi sorotan soal peran pasukan Pengawal Nasional militer Meksiko terhadap migran, yang kebanyakan dari Amerika Tengah.

Baca juga: Ayah dan Anak Migran Tewas Tenggelam di Perbatasan, Donald Trump Salahkan Demokrat

Baca juga: Di Pusat Tahanan Imigran AS, Orang Dewasa dan Anak-Anak Dikumpulkan dalam "Kandang"

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador membentuk Pengawal Nasional untuk menurunkan rekor tingkat pembunuhan, tetapi hampir sepertiga anggotanya ditugaskan untuk berpatroli di perbatasan karena tuntutan Presiden Donald Trump demi membendung aliran migran ke AS.

Tentara itu tidak berperilaku kasar selama menangani Perez dan putranya. Namun, dinamika kekuatan yang tampak dalam gambar beresonansi dengan kritik terhadap perlakuan yang diterima migran selama tindakan keras oleh Meksiko.

Mantan Presiden Meksiko Felipe Calderon, yang me-retweet foto itu setelah diposting oleh mantan duta besar Meksiko untuk Amerika Serikat Arturo Sarukhan, menulis "Sayang sekali, Meksiko seharusnya tidak pernah menerima ini."

Foto/Reuters

Kantor Pengawal Nasional dan Lopez Obrador tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pada bulan Juni, Lopez Obrador mengatakan Garda Nasional tidak memiliki perintah untuk menahan migran yang melintasi perbatasan AS. Dia secara teratur menekankan bahwa tindakan keras tidak boleh melanggar hak.

Kekhawatiran migran di perbatasan selatan AS turun pada Juni menjadi sekitar 100.000 orang, menurut data AS, setelah Meksiko mengerahkan 21.000 tentara Garda Nasional, sebagian besar berasal dari jajaran militer.

Trump mengatakan pada Rabu bahwa Meksiko mungkin menempatkan lebih banyak pasukan ke perbatasan AS. Namun Kementerian luar negeri Meksiko tidak segera menanggapi komentar itu.

Pasukan Garda Nasional di Ciudad Juarez, termasuk prajurit dalam foto itu, dilengkapi dengan helm balistik, pelindung tubuh, dan senapan.

Mereka mudah diidentifikasi dengan ban lengan kecil yang dihiasi dengan huruf-huruf GN, untuk kata-kata Spanyol berarti "Pengawal Nasional."

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement