"Kami sedang memantau situasi di Goma, perbatasan dapat dibuka kembali kapan saja, ketika situasinya membaik," kata Habayarimana sebagaimana dilansir BBC, Kamis (1/8/2019).
Dalam pernyataannya, kantor kepresidenan RD Kongo mengatakan bahwa mereka "menyayangkan keputusan Rwanda, yang bertentangan dengan saran WHO".
Sebelumnya, WHO telah memperingatkan mengenai upaya membatasi penyebaran virus dengan memperketat batasan perjalanan atau perdagangan.
Suara keberatan juga datang dari warga Rwanda yang telah melintasi perbatasan karena pekerjaan.
"Penutupan itu sangat buruk bagi saya. Tujuh anak saya dan saya mendapatkan sesuatu untuk dimakan ketika saya pergi ke Goma untuk bekerja. Ya, Ebola adalah hal yang mengerikan, tetapi hidup adalah yang paling penting," kata Ernest Mvuyekure, seorang tukang yang bekerja di Goma.