TANGSEL - Orangtua Aurellia Qurrota Aini (16), siswi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang meninggal di Tangsel sudah ikhlas atas kepergian putrinya itu
Kedua orangtuanya, Faried Abdurrahman dan Sri Wahyuniarti mengatakan, tak akan melanjutkan adanya kejanggalan penyebab meninggalnya sang anak ke ranah hukum.
"Saya dan keluarga sampai saat ini tidak berencana untuk melakukan langkah hukum terhadap yang berwenang, baik Pemkot Tangsel dalam hal ini Dispora (Dinas Pemuda dan Olah Raga) maupun pelatih dan para senior Purnapaskibraka," ucap Faried kepada Okezone, Minggu (4/8/2019).
Baca Juga: Keluarga Paskibraka yang Meninggal Nilai Ada Latihan yang Berlebihan
Dijelaskannya, pihak keluarga begitu mencintai dan menyayangi Aurel. Sehingga tak ingin menyalahkan pihak lain atas kejadian ini. Dengan keikhlasan orang yang ditinggalkan, kata Farid, maka kepergian putrinya ke alam kubur akan semakin tenang.
"Bahwa kami sangat cinta dengan anak kami, kami hanya ingin adanya perubahan pola yang diterapkan, yang menurut kami harusnya itu tidak sewajarnya dilakukan kepada seorang Paskibraka pengibar bendera Indonesia," katanya.
Disebutkannya, dia sendiri telah memberikan klarifikasi kepada kepolisian bahwa kejadian ini sudah kehendak tuhan, dan tak perlu mengaitkan dengan pihak lainnya. Hanya saja, dilanjutkannya, pihak keluarga ingin ad evaluasi total dalam pelaksanaan pelatihan anggota Paskibraka ke depannya.
"Harapan kami ini sebagai evaluasi saja. Evaluasi pola pendidikan pelatihan pembinaan, khususnya di Kota Tangsel, umumnya di Indonesia. Bahwa ini anak kecil yang belum masanya, yang masih 16 tahun. Dia hanya pengibar bendera, bukan sebagai anggota TNI, Polri, atau pun pendidikan kedinasan lain dimana berbeda porsinya," ujarnya.
Baca Juga: Misteri Meninggalnya Paskibraka Tangsel, Ayahanda: Cukup Anak Saya Jadi Korban
Aurel sendiri mengembuskan nafas terakhirnya pada Kamis 1 Agustus 2019 pagi. Sedianya dia hendak berangkat untuk latihan Paskibraka, namun nahas Aurel terjatuh di rumahnya, Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, hingga dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
Pihak keluarga sebelumnya menyebutkan, jika ada kejanggalan penyebab Aurel yang tiba-tiba terjatuh lemas. Dikatakan, beberapa waktu belakangan ini kondisi fisiknya tak menentu akibat tempaan saat pelatihan. Kelelahan fisik serta tugas khusus dari para seniornya diduga menimbulkan beban psikologis tersendiri.
(Arief Setyadi )