PAPUA – Gubernur Papua, Lukas Enembe, prihatin atas insiden yang terjadi di Surabaya, Semarang, dan Malang, yang melibatkan mahasiswa asal daerah bertepatan dengan suasana perayaan HUT Ke-74 RI.
Selaku kepala daerah, Lukas Enembe empati dan prihatin terhadap insiden tersebut yang mengakibatkan penangkapan dan/atau pengosongan Asrama Mahasiswa Papua di Kota Surabaya oleh aparat keamanan. Dalam peristiwa itu, sebanyak 43 mahasiswa sempat diamankan Polrestabes Surabaya.
“Pemprov menghargai langkah hukum yang dilakukan aparat keamanan sepanjang dilakukan secara profesional, proposional dan berkeadilan,” kata Gubernur Lukas Enembe dalam keterangan tertulis, Minggu (18/8/2019).
Ia berharap, aparat keamanan tidak melakukan pembiaran terhadap tindakan persekusi, main hakim sendiri oleh kelompok maupun individu yang dapat melukai hati masyarakat Papua.
“Hindari adanya tindakan mengganggu represif yang dapat menimbulkan korban jiwa, kegaduhan politik, dan rasa nasionalisme anak bangsa,” ucap Lukas.
Ia menuturkan, Papua merupakan wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai miniatur Indonesia sesungguhnya yang Berbineka Tunggal Ika. Penduduk Provinsi Papua beragam, multietnis, multi-agama, multibudaya,yang hidup secara berdampingan.
“Masyarakat asli Papua menyambut baik dan memperlakukan masyarakat non-Papua dengan terhormat dan sejajar, sehingga kami berharap kehadiran masyarakat Papua di berbagai wilayah di Indonesia juga mendapat perlakuan yang sama. Itu adalah komitmen kita sebagai anak bangsa dalam rangka mewujudkan Indonesia damai, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan beretika secara budaya,” ujar Lukas.
Gubernur mengajak, seluruh masyarakat Papua yang ada di provinsi tersebut maupun daerah lainnya tidak merespons berlebihan insiden yang terjadi di Surabaya, Semarang, dan Malang. Diharapkan tidak ada tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma-norma adat budaya maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kita sudah 74 tahun merdeka seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasis, dan distriminatif tidak ada lagi di negara ini,” kata Enembe.