Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mendongeng di #KejarMimpi, Cut Mini: Dongeng Itu Dekatkan Anak dengan Orangtua

Taufik Budi , Jurnalis-Selasa, 27 Agustus 2019 |13:16 WIB
Mendongeng di #KejarMimpi, Cut Mini: Dongeng Itu Dekatkan Anak dengan Orangtua
Cut Mini mendongeng di hadapan anak-anak siswa peserta #KejarMimpi (Foto: Taufik Budi/Okezone)
A
A
A

SEMARANG - Aktris Cut Mini terlihat energik di antara ratusan pelajar SD di kawasan wisata Kelenteng Sam Poo Kong Kota Semarang, Jawa Tengah. Suaranya yang lantang membeber kisah petani miskin yang memiliki angsa ajaib.

“Suatu ketika angsa peliharaan pak tani ini bertelur. Dan telurnya bukan sembarang telur, tapi adalah telur emas,” kata Cut Mini dengan intonasi cukup tinggi, sehingga anak-anak SDN Kramas terdiam memperhatikan, belum lama ini.

Perempuan berdarah Aceh itu melanjutkan, petani tersebut lantas menjual telur ke pasar. Seketika, petani yang semula berada di bawah garis kemiskinan menjadi kaya mendadak. Karakternya yang semula bersahaja juga berubah serakah.

“Ceritanya itu tentang petani miskin yang mempunyai angsa bertelur emas. Tapi akhirnya dia menjadi serakah karena telur emas itu akhirnya selalu dijual-dijual sampai akhirnya kaya,” kata Cut Mini usai mendongeng.

“Pesannya adalah, apa yang kita punya itu harus kita syukuri. Kita tidak boleh memiliki apa yang orang lain punya. Kita tidak boleh menjual atau merasa memiliki dengan apa yang orang lain punya, yang diajarkan seperti itu,” lugas perempuan berusia 45 tahun itu.

Dia juga menyampaikan dongeng sangat penting bagi anak-anak. Bukan hanya membangkitkan imajinasi, tetapi juga sekaligus mengurangi ketergangtungan anak terhadap gawai atau gadget. Akhir-akhir ini, fenomena anak kecanduan gadget membuat miris warga.

“Karena dongeng ini kan sudah mulai ditinggalkan, makanya saya mengajak ibu-ibu paling tidak 5 menit sebelum tidur untuk lebih dekat lagi dengan anak-anak. Membacakan buku dongeng tidak perlu waktu lama, dan tidak perlu satu buku itu harus dihabiskan hari itu,” imbuhnya.

“Anak-anak itu juga enggak begitu terlalu suka lama-lama, karena anaknya sekarang itu sudah terlalu mandiri sendiri-sendiri. Begitu kita mendekatkan lagi, kita butuh waktu yang lumayan banyak, pertama 5 menit, 10 menit sampai akhirnya mereka bisa membicarakan satu buku itu diceritakan sama-sama,” terang dia.

Para pelajar ini awalnya mengaku tak terlalu suka dengan dongeng. Selain lama tak mendengar dongeng, mereka juga sudah memiliki mainan yang selalu baru karena dapat dengan mudah diunduh melalui gadget.

“Ya seru juga ternyata didongengin tadi. Karena memang kita kan sudah lama tidak mendengar dongeng. Jarang lah kita dengar dongeng. Paling baca buku cerita aja. Habis itu mainan ponsel,” kata Vivian, pelajar kelas V SDN Kramas.

Gadis cilik ini menyatakan akan meminta orangtuanya untuk membacakan dongeng setiap hari. Diharapkan, dongeng bisa menjadi sarana komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua karena terjadi hubungan timbal balik.

“Dulu waktu kecil pernah sih didongengin tentang Kancil Nyolong Timun, atau Timun Mas. Tapi itu sudah laam banget, sekarang hampir enggak pernah ada cerita-cerita itu lagi di rumah. Kalau ada dongeng lagi di rumah ya pasti saya seneng,” lugasnya.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Bank CIMB Niaga Hedy Lapian menuturkan, dongeng bagi anak-anak itu merupakan bagian dari gerakan sosial #KejarMimpi. Kegiatan tersebut rutin digelar tiap tahun sejak 2017.

Tahun ini, #KejarMimpi akan menyambangi 10 kota di seluruh Tanah Air mulai Aceh hingga Papua. Semarang merupakan kota keenam digelarnya perhelatan #KejarMimpi. SDN Kramas Tembalang Semarang dipilih sebagai sekolah yang mendapat program bantuan.

Selagi anak-anak mendapatkan pendidikan di luar sekolah, ratusan relawan beserta karyawan Bank CIMB Niaga melakukan pengecatan dinding tembok kelas. Selain itu, juga diberikan beasiswa kepada 157 siswa dan 11 guru serta karyawan SDN Kramas.

“Kemudian kita juga ada dongeng seperti yang dilakukan oleh Cut Mini. Dongeng ini supaya anak-anak mencintai budaya juga, daripada harus lihat handphone. Kita juga akan ajarkan ibu-ibu untuk sehari mendukung anak-anak supaya tidak pakai handphone karena mendengarkan ibunya (bercerita). Jadi ada kedekatan antara ibu dan anak,” tandas Hedy.

Kepala SDN Kramas, Ida Karimah, mengamini dongeng sangat dibutuhkan anak-anak. Dia bersyukur, sekolahnya menjadi sasaran program #KejarMimpi. Tak hanya bangunan fisik, tetapi program mengajak anak-anak untuk bermain sekaligus belajar.

“Anak-anak diajak bermain bersama untuk belajar bahasa Inggris bersama, menuliskan cita-citanya mengejar mimpi mereka. Ada dongeng dari cut Mini. Dongeng itu penting sekali karena ada interaksi antara orangtua dan anak,” turut dia.

“Tadi disampaikan oleh Cut Mini Selain itu anak juga dibiasakan untuk membaca, literasi. Di samping itu supaya anak itu tidak terbiasa untuk bermain gadget supaya anak itu supaya lebih dekat dengan orangtua,” tutupnya.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement