5. Ganggu Penerbangan
Aktivitas Bandara Internasional Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mulai terdampak kabut asap. Sejumlah penerbangan terlambat (delay) bahkan ada yang dibatalkan (cancel).
Penundaan dilakukan setelah BMKG Pekanbaru memberikan informasi jarak pandang hanya berkisar 300 meter akibat adanya kabut asap. Sementara ambang batas penerbangan umumnya adalah 800 meter. Informasi dari BMKG Pekanbaru itu juga dipasang di papan pengumuman Bandara SSK Pekanbaru.
6. Aktivitas Pendidikan Lumpuh
Bencana kabut asap yang semakin parah di Riau berdampak kepada dunia pendidikan. Aktivitas belajar mengajar lumpuh total akibat asap semakin parah kian parah di Bumi Lancang Kuning-julukan Riau.
Aktitas belajar mengajar dari tingkat TK (taman kanak kanak, SMP dan SMA sederajat diliburkan. Belakangan sejumlah universitas dan kampus di Riau juga terpaksa meliburkan mahasiswanya.
Untuk tingkat TK hingga SMP sudah libur sejak 10 September 2019 dan belum diketahui kapan bisa masuk kembali mengingat asap semakin pekat. Sementara universitas bervariasi meliburkan para mahasiswa.
7. Kabut Asap Dikabarkan "Menyebrang" ke Malaysia
Malaysia pada Selasa, 10 September telah mengirimkan setengah juta masker ke Negara Bagian Sarawak dan menutup lebih dari 400 sekolah di sana seiring dengan semakin luasnya penyebaran kabut asap dari kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.
Pemerintah Malaysia juga telah menyiapkan pesawat untuk penyemaian awan (modifikasi cuaca-red) dengan harapan bisa menghasilkan hujan.
Data kebakaran hutan Malaysia diambil dari ASEAN Specialized Meteorological Centre, stasiun cuaca yang berbasis di Singapura yang melacak titik api kebakaran hutan di seluruh wilayah.
Hanya lima ada titik api (hotspot) yang terdeteksi di Malaysia. Jumlah itu sangat jauh jika dibandingkan dengan Indonesia dengan lebih dari 1.500 titik kebakaran, sehingga Malaysia mengklaim kabut asap di Serawak kiriman dari Indonesia.
(Khafid Mardiyansyah)