HONG KONG - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa pihaknya akan memulai sesi dialog dengan para pemprotes pada minggu depan untuk meredam amarah publik.
"Masyarakat Hong Kong benar-benar merasakan dampak masalah ekonomi, sosial, dan bahkan politik yang mengakar. Saya berharap dialog ini dapat menjadi landasan bagi kita untuk berdiskusi," kata Lam melansir Reuters, Selasa (17/9/2019).
Ia mengatakan dialog forum dialog tidak akan mencegah pemerintah untuk mengambil tindakan penegakan hukum yang tegas. “Menekan kekerasan masih menjadi prioritas,” kata Lam.

Baca juga: China Marah Menlu Jerman Temui Aktivis Hong Kong Joshua Wong
Baca juga: Pemimpin Hong Kong Minta AS Jangan Tanggapi Permintaan Massa Pro-Demokrasi
Hampir empat bulan Hong Kong telah dilanda protes berakhir bentrok dengan polisi.
Pemicu keresahan itu adalah RUU ekstradisi yang memungkinkan tersangka bisa diadili di China daratan. Meski RUU telah tetapi tuntutan para demonstran telah meluas untuk memasukkan hak pilih universal dan penyelidikan independen atas keluhan mereka tentang kekuatan berlebihan oleh polisi.
Hong Kong kembali ke China pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang menjamin kebebasan yang tidak dinikmati di daratan, termasuk sistem hukum independen.
Lamtelah menarik tuntutan utama pemprotes RUU ekstradisi pada 4 September 2019.
Namun beberapa pedemo mengatakan itu sudah terlambat dan protes akan terus berlanjut.
(Rachmat Fahzry)