Sementara bencana kabut asap yang menyelimuti Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya mulai menimbulkan dampak kesehatan warga sekitar. Seorang bayi dikabarkan meninggal dunia akibat menderita inpeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Bayi bernama Elsa Fitaloka (4 bulan) tersebut wafat pada Minggu 15 September 2019. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Arrasyid Palembang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Bayi Elsa berasal dari keluarga tidak mampu di RT 08 Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin. Diduga ia menderita penyakit ISPA akibat kabut asap yang semakin pekat.
Baca juga: Bayi yang Meninggal Akibat Kabut Asap Didiagnosis Radang Paru-Paru
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, Dokter MGS Hakim, mengatakan pihaknya memastikan Bayi Elsa terkena radang paru-paru atau pneumonia. Hal itu diketahui setelah Dinkes Banyuasin datang ke RS Arrasyid Palembang untuk memastikan penyebab wafatnya Elsa.
"Hasil kunjungan Tim Dinas kesehatan Banyuasin ke RS Arrasyid memang benar ada pasien bayi berumur 4 bulan ke UGD dengan diagnosis pneumonia dan meninggal," ucap Dokter Hakim.

Dia menjelaskan, pneumonia merupakan peradangan pada satu kantung udara di dua paru-paru. Dapat berisi cairan atau lender. Bisa juga disebut paru-paru basah.
Kondisi tersebut bisa mengancam nyawa siapa pun. Namun, pneumonia pada anak bayi atau balita bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.
Baca juga: Jokowi Tinjau Penanganan Karhutla Riau, Wali Kota Pekanbaru Malah ke Kanada
Sementara untuk karhutla di Provinsi Riau masih sulit dilakukan pemadaman. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Badan Metodologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Ia mengungkapkan upaya rekayasa bibit-bibit awan untuk menjadi hujan buatan di wilayah tersebut masih sulit diterapkan.
"Langkah hujan buatan sudah diupayakan sejak Juli lalu. Namun selama dua bulan ini kondisi perawanan di Indonesia bersih hampir tidak ada awan," ujar Dwikorita, Minggu 15 September 2019.