JAKARTA - Jelang musyawarah nasional (Munas), Desember mendatang konstelasi politik di internal Partai Golkar kembali memanas. Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang semula colling down kini mulai menunjukan keseriusannya kembali untuk maju Calon Ketua Umum Partai Golkar.
Ada isu yang menyeruak, terjadi perseteruan antara Joko Widodo dengan Bambang Soesatyo. Hal inilah, yang membuat kembali ramainya pemberitaan di tubuh Partai Golkar.
Baca Juga: Munas Golkar Diharapkan Capai Kesepakatan Bersama
Fungsionaris DPP Partai Golkar Syamsul Rizal menyebut pendukung Caketum Airlangga Hartarto sengaja membuat peta konflik antara Bambang Soesatyo dengan Presiden Joko Widodo.
"Sampai saat ini, hubungan Bamsoet dan Pak Jokowi adem adem saja, demikian juga dalam hubungan antar lembaga sebagai ketua MPR dan Presiden tidak ada masalah apa apa. Pendukung Caketum AH saja yang panik makanya membuat peta konflik dan opini yang aneh-aneh," kata Syamsul Rizal, Jumat (8/11/2019).
Syamsul mengatakan, saat ini ada Gerakan Politik (Gerpol) yang dilakukan oleh oknum elite Golkar dengan menggunakan orang terdekat Presiden Joko Widodo untuk berupaya membendung keinginan Bamsoet maju sebagai caketum PG dengan membuat segala fitnah dan opini negatif.
"Salah satu metodologi Gerpol mereka adalah menarik kekuasaan untuk mencampuri persoalan internal partai Golkar, membuat disharmonisasi antara Pak Jokowi dan Bamsoet dengan membuat rangkaian fitnah dengan melibatkan nama-nama petinggi di negara ini yang sebenarnya tidak ada hubungan apa apa dengan Bamsoet," ujar Syamsul dengan tertawa.
Menurut Syamsul, secara moral politik, Bamsoet teruji menjadi garda pemerintahan Presiden Jokowi. Ia menjelaskan, pertama saat Bamsoet sebagai Ketua DPR, kedua disaat Bamsoet sebagai Ketua MPR.
"Sinergitas Bamsoet dan Pak Jokowi sebagai pimpinan Lembaga Tinggi Negara keduanya sampai saat ini sangat harmonis. Jadi sangatlah keliru jika hanya demi mengejar ketua umum PG, Bamsoet di peta konflik oleh pendukung Caketum PG Airlangga Hartarto yang mengatakan bahwa 'Ambisi Bamsoet Rusak Relasi Golkar dengan Jokowi'," tegas Syamsul.
"Bambang Soesatyo tidak ambisi menjadi ketum PG melainkan ikut berkontestasi sebagai kader untuk memajukan dan memperbaiki kembali Partai Golkar yang gagal dipimpin oleh Airlangga Hartarto," tambah Syamsul.