VALETTA - Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat telah mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri di tahun baru. Pengumuman yang disampaikan melalui siaran televisi itu dilakukan di tengah krisis yang melanda pemerintahan Muscat terkait pembunuhan seorang jurnalis anti-korupsi.
Muscat mengatakan akan meminta Partai Buruh yang berkuasa untuk memulai proses untuk memilih penggantinya pada 12 Januari.
BACA JUGA: Mobilnya Dipasangi Bom, Blogger Anti-Korupsi Ternama di Eropa Tewas
Demonstran di Malta menuntut pengunduran diri segera Muscat atas penyelidikan kematian Daphne Caruana Galizia. Jurnalis berusia 59 tahun itu tewas dalam ledakan bom mobil pada 2017 ketika dia menyelidiki korupsi di kalangan bisnis dan elit politik Malta.
Pada Sabtu, Yorgen Fennech, seorang pengusaha yang diduga memiliki hubungan dengan pejabat pemerintah telah didakwa atas tuduhan terlibat dalam pembunuhan Caruana Galizia.
Menjelaskan keputusannya untuk mundur, Muscat mengatakan bahwa dengan cara penyelidikan pembunuhan ditangani saat ini, "Beberapa keputusan sudah bagus sementara yang lain bisa dibuat dengan lebih baik."
"Semua tanggung jawab yang harus saya pikul tentu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dialami keluarga korban," tambahnya sebagaimana dilansir BBC, Senin (2/12/2019).
BACA JUGA: Salah Satu Orang Terkaya di Malta Didakwa Atas Pembunuhan Jurnalis Anti-Korupsi
Muscat mengatakan akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Buruh pada 12 Januari dan sebagai perdana menteri "di hari-hari sesudahnya". Dia telah berkuasa selama enam tahun, memenangkan dua pemilihan secara telak dan memimpin periode kemakmuran dan reformasi sosial di negara anggota terkecil Uni Eropa.
"Malta perlu memulai babak baru dan hanya saya yang bisa memberikan sinyal itu," kata Muscat.