JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menggelar rapat koordinasi dengan duta besar Indonesia untuk Iran dan Irak, terkait sehubungan dengan eskalasi situasi keamanan yang baru saja terjadi di kawasan tersebut.
Menlu Retno kembali menyampaikan keprihatinan Pemerintah Indonesia mengenai perkembangan situasi di kawasan Timur Tengah saat ini.
“Sebentar lagi kita melakukan rapat koordinasi karena ada perkembangan terbaru yang terjadi di kawasan Iran dan Irak. Kita akan melakukan rapat koordinasi dengan dubes kita di Teheran, dubes kita di Baghdad, wakil Tetap (Waktap) kita New York,” kata Menlu Retno usai menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
“Waktap PTRI (Perwakilan Tetap RI) New York adalah yang bertanggungjawab menjawab di pembahasan-pembahasan di PBB, terutama di DK PBB, sehingga kita akan mendengarkan terlebih dahulu perkembangannya seperti apa,“ sambungnya.
Baca juga:Â Konflik Iran-AS, Seluruh WNI di Timur Tengah Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan
Baca juga:Â Iran Kibarkan Bendera Merah Serukan Pembalasan ke AS atas Kematian Jenderal Soleimani
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Iran meluncurkan serangan ke sejumlah pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak.
Serangan tersebut merupakan pembalasan atas terbunuhnya komandan utama militer Iran Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pekan lalu. Tewasnya Jenderal Soleimani telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut secara signifikan.
“Kita sangat prihatin dengan perkembangan situasi saat ini dan keprihatinan ini telah kita sampaikan kepada pihak Iran dan AS, dengan satu harapan bahwa pihak yang terkait dapat menahan diri sehingga tidak terjadi eskalasi yang lebih buruk lagi,” jelasnya.
Mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda itu mengkhawatirkan dampak dari eskalasi yang lebih buruk yang akan dirasakan tidak hanya di kawasan Timur Tengah, tetapi juga di dunia.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana untuk melindungi keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di kawasan Timur Tengah yang mungkin terkena dampak jika situasi keamanan semakin parah. Langkah-langkah keamanan tersebut telah dikoordinasikan dengan berbagai pihak terutama dengan Perwakilan-Perwakilan RI di negara-negara terkait.
“Pagi ini kemlu sudah mengeluarkan rilis yang intinya meminta semua WNI yang berada di kawasan tersebut untuk terus waspada. Ikuti informasi dari otorotas setempat terutama yang terkait dengan perkembangan situasi dan keamanan di masing-masing negara,” tuturnya.
Menlu Retno mengimbau WNI untuk segera menghubungi KBRI-KJRI setempat jika memerlukan bantuan. Imbauan itu tidak hanya terbatas pada WNI di Teheran atau Baghdad, tetapi juga di wilayah-wilayah sekitarnya.
Menurut data Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di kawasan Timur Tengah diperkirakan mencapai lebih dari satu juta jiwa, sementara di Iran dan Irak jumlahnya mencapai ribuan orang.
“Contingency plan (rencana cadangan-red) sudah kita matangkan. Jadi dari sejak Sabtu-Minggu kemarin begitu peristiwa (pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani) terjadi, kita sudah berkooridinasi dengan para dubes kita di luar terkait tentunya untuk menyusun contigency plan untuk anstipasi apabila eskalasi meningkat terus,” tutur Retno.
“Kemarin saya juga sudah bicara dengan Panglima (TNI) untuk menyampaikan semua kemungkinan yang dapat terjadi,” pungkasnya.Â
Follow Berita Okezone di Google News
(fzy)