
Arief menyebut, kalau klaim yang dilakukan oleh Keraton Agung Sejagat hanya kebohongan belaka. Diungkapkannya, saat Majapahit runtuh, tidak pernah ada keraton yang bernama Keraton Agung Sejagat.
"Klaim mereka itu bohong. Saat Majapahit runtuh muncul kerajaan Demak. Demak menjadi Pajang, kemudian Pajang menjadi Mataram. Mataram runtuh menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Tidak ada keraton itu (Keraton Agung Sejagat). Waktu persiapan kemerdekaan, ada sekitar 200 lebih Kerajaan dan Kesultanan yang tercatat, " jelas Arief.
Baca juga: Polisi Juga Mengamankan 5 Pejabat Keraton Agung Sejagat
Arief juga meragukan kebenaran Keraton Agung Sejagat yang mengklaim memiliki dana di Bank Swis. Ia menyampaikan, dahulu keraton-keraton di nusantara rela menyumbangkan harta kekayaannya untuk mendanai perjuangan masyarakat Indonesia untuk melawan penjajah.