KOTA KINABALU – Lima nelayan asal Indonesia diculik kelompok pemberontak Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia. Pasukan keamanan Filipina mengklaim telah membunuh seorang pria bersenjata anggota Abu Sayyaf yang diduga terlibat penculikan itu dalam baku tembak.
Mereka yang diculik adalah kapten kapal pukat Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29). Semuanya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan perikanan berbasis di Sandakan.
Dalam insiden itu, enam pria bersenjata menculik para sandera dan melarikan diri dengan berjalan kaki ketika mereka mendarat di Pulau Solre di Parang, di dalam kubu kelompok militan di pulau Jolo, Filipina selatan.
Ilustrasi (Shutterstock)
Menurut sumber-sumber intelijen regional, militer Filipina membentuk barisan di sekitar Jolo setelah laporan penculikan lima nelayan Indonesia yang berbasis di Sabah dan baku tembak terjadi Sabtu 18 Januari malam.
"Mereka melakukan operasi serangan udara menggunakan helikopter MG pada kelompok yang diduga Abu Sayyaf di Pulau Solre yang mengakibatkan kematian salah satu gerilyawan," kata sumber itu seperti dilaporkan The Star, Minggu (19/1/2020).
Sumber itu mengatakan speedboat berwarna abu-abu-biru dan sebuah ponsel juga disita.
Pada Kamis 16 Januari malam, enam gerilyawan komplotan Abu Sayyaf menculik lima nelayan Indonesia dari kapal pukat mereka di perairan paling timur Sabah di lepas pantai Lahad Datu, sekitar 10 menit dari kepulauan Tawi-Tawi di Filipina.