Selain itu, Disnakan juga rutin menggelar sosialisasi dan edukasi untuk pedagang ternak sapi.
"Masyarakat harus mengetahui ciri–ciri jika terkena penyakit antrak. Jika kulit di bagian tangan dan punggung merasakan seperti luka bakar, segeralah periksa ke dokter/puskesmas. Di Kabupaten Boyolali sendiri pernah terjangkit antraks pada 2011. Beruntung hingga kini kasus serupa tidak terjadi lagi di Boyolali. Namun demikian, upaya pengawasan jangan sampai lengah," kata dia.
Baca juga: Pemerintah Sebut Ada Tiga Cara Antraks Menyebar ke Tubuh Manusia
Disnakan, lanjut dia, juga menyediakan dana khusus pengganti hewan ternak yang mati mendadak, utamanya ternak kambing dan sapi. Pemberian bantuan sosial juga bertujuan agar ternak yang diduga mati akibat antraks tersebut tidak dijual.
"Sebab, ini sangat membahayakan. Selain bisa menular ke hewan lain, juga bisa menular kepada manusia. Jadi, kami siapkan dana pengganti," kata dia.
Baca juga: Sejarah Antraks di Indonesia
(Hantoro)