ANKARA - Pemerintah Turki menambah 1.000 polisi di wilayah perbatasan, sementara Yunani berusaha mengusir ribuan imigran yang mencoba melintas.
Penambahan pasukan itu dilakukan setelah ada tuduhan dari Ankara bahwa pasukan Yunani menembaki para imigran, dan menewaskan enam di antaranya. Peristiwa ini terjadi setelah pada 28 Februari 2020, Presiden Recep Tayyip Erdogan memutuskan untuk membuka perbatasan Turki dan supaya para imigran bisa pergi ke Eropa Barat.
BACA JUGA: Ribuan Migran Berusaha Melintas Setelah Turki Buka Perbatasan dengan Yunani
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, penambahan pasukan ini untuk mencegah pasukan Yunani mengirim kembali para imigran ke Turki, sebuah tindakan yang dianggap Turki ilegal.
Diwartakan VOA, pada Kamis, 5 Maret 2020, Soylu mengatakan bahwa pasukan Yunani telah melukai 164 orang, dan berusaha mendorong 4.900 orang kembali ke Turki. Pihaknya pun lalu menempatkan 1.000 polisi khusus di perbatasan untuk mencegah hal tersebut.
BACA JUGA: Turki Sebut Jutaan Pengungsi Segera Menuju Eropa
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu, 4 Maret 2020, Pemerintah Turki mengatakan enam imigran tertembak, dan satu di antaranya tewas. Satu orang lainnya ditembak di bagian kepala. Yunani membantah laporan itu dan menyebutnya “berita bohong.”
(Rahman Asmardika)