Selama berminggu-minggu, pihak berwenang di beberapa negara mengingatkan pentingnya peran pasien asimptomatik dalam penularan Covid-19, dan penyebaran virus telah terjadi sebelum gejala awal muncul.
Pentingnya tes
Hingga Senin (6/4/2020), Islandia telah melakukan tes kepada 6% dari penduduknya. Ini merupakan angka tes tertinggi menurut data WHO.
Sebagai perbandingan, hingga Jumat (3/4/2020), Amerika Serikat (AS) baru mengetes 0,4% penduduknya, dan kebanyakan dari mereka sudah memperlihatkan gejala.
Perbandingan lain adalah Korea Selatan, negara yang sudah melakukan banyak sekali tes (sekitar hampir setengah juta penduduk). Hingga Senin (06/04), mengetes 0,7% penduduk dan terus melakukannya kepada pasien dan orang yang dicurigai terpapar.
"Dengan melakukan tes berskala besar seperti di Islandia, kita bisa mendapat gambaran lebih baik dari status infeksi secara keseluruhan dan seberapa jauh penyebaran virus ini di masyarakat," kata Asbjornsdottir.
Stefansson setuju bahwa pemahaman status penyebaran virus, maka akan lebih mudah mendapat data yang andal dalam kasus kematian.
"Data yang kami punya soal dampak virus corona di dunia tidak andal karena tak satupun yang punya ukuran sesungguhnya dampak virus ini kepada populasi umum, mengingat hanya kasus dengan gejala serius yang dites," katanya.
"Sejauh ini, satu-satunya negara di dunia yang bisa menawarkan angka tingkat kematian akibat virus corona adalah Islandia," katanya.
Sekuens virus
Satu langkah lagi di Islandia adalah penyusunan sekuens virus ini sesudah pasien dinyatakan positif Covid-19.
“Ini memperlihatkan bahwa sejak virus corona menyebar luas, virus ini telah menjalani sejumlah mutasi, sekalipun tingkat mutasinya lebih rendah ketimbang virus lain semisal virus influenza,” katanya.