Tradisi Dlugdag, Keraton Kasepuhan Tabuh Bedug Tandai Datangnya Ramadhan
CIREBON - Setiap tahunnya, Keraton Kasepuhan Cirebon, memiliki tradisi unik untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi itu bernama Dlugdag. Dlugdag merupakan kegiatan menabuh bedug sebagai pertanda masuknya bulan ramadhan.
Namun demikian, di tahun ini pelaksanaan tradisi Dlugdag di Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki sedikit perbedaan dengan tahun sebelumnya. Yakni, pelaksanaannya dilakukan saat pandemi virus corona (Covid-19). Akibatnya, sejumlah rangkaian tradisi dalam pelaksanaan Dlugdag terpaksa ditiadakan.
Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat menyebutkan, ada beberapa rangkaian tradisi yang sengaja dihilangkan. Contohnya seperti memukul bedug tanpa diawali salat asar berjamaah, ataupun tidak melakukan makan bersama dengan abdi dalem keraton, masyarakat sekitar, dan lainnya.
Menurut Arief, hal itu dilakukan sejalan dengan imbauan pemerintah, yaitu tidak berkerumun dan menjaga jarak. Sehingga bisa meminimalisir resiko penularan Covid-19.
"Allhamdulilah pada sore hari ini sesuai adat dan tradisi, kita lakukan pemukulan bedug atau Dlugdag. Sebagai pertanda masuknya bulan ramadhan. Tradisi ini tetap dilaksanakan. Namun ada beberapa tradisi yang tidak bisa dilaksanakan. Sesuai arahan pemerintah," kata Arief saat ditemui Okezone, Kamis (23/4/2020).
Dikatakannya, bahwa tradisi Dlugdag sendiri memiliki beberapa makna, salah satunya sebagai sarana untuk menyalurkan rasa gembira, saat datangnya bulan suci ramadhan.
Arief berharap agar pandemi Covid-19 segera cepat berlalu. Sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal kembali. "Itulah beberapa adat dan tradisi yang akan dilaksanakan dan tidak dilaksanakan selama ramadhan. Semoga wabah ini cepat selesai," ucapnya.
(Khafid Mardiyansyah)
