WASHINGTON DC – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk “membentengi” Gedung Putih dan Kantor Eksekutif Eisenhower (EEOB) di dekatnya sebagai respons atas aksi demonstrasi memprotes kematian George Floyd yang terjadi di Washington DC pekan ini.
Pada Kamis (4/6/2020) pagar logam tinggi dan barikade-barikade beton, muncul di sepanjang 17th Street di ibu kota AS, di sekitar Gedung Putih dan EEOB.
Menurut mantan agen Dinas Rahasia Jonathan Wackrow, pagar beton yang memagari persimpangan 17th Street-Pennsylvania Avenue kemungkinan berfungsi untuk memblokir kendaraan agar tidak dapat mengakses area tempat kerumunan demonstran berkumpul.
In addition to the new fencing, which now extends past the EEOB down 17th Street, @abdallahCNN reports that additional concrete barriers have been installed behind existing fencing at 17th and Pennsylvania Ave. NW pic.twitter.com/aoULVLNFF8
— Betsy Klein (@betsy_klein) June 4, 2020
Kepada CNN, Wackrow juga mengklaim bahwa pagar lainnya kemungkinan telah didirikan karena Gedung Putih "telah menjadi target kegiatan protes dan agitasi."
Keputusan membarikade Gedung Putih itu mendapat kritik dari banyak pihak, termasuk Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser. Dalam konferensi pers pada Kamis, Bowser mengatakan bahwa Gedung Putih adalah “rumah rakyat”.
"Saya pikir itu adalah komentar yang menyedihkan," ujar Bowser. "Kita seharusnya ingin Gedung Putih dibuka agar orang-orang dapat mengaksesnya dari semua sisi."
Kritik juga datang dari warganet, dengan banyak yang mengaitkan pemasangan pagar-pagar itu dengan laporan yang menyebutkan Presiden Donald Trump bersembunyi di bungker saat protes terjadi di Gedung Putih.
Trump began his term promising to build a wall to protect America from the world.
— Nick Confessore (@nickconfessore) June 4, 2020
He ends it building a wall to protect himself from Americans. pic.twitter.com/mzvfIBVOSg
Tagar seperti "#BunkerBoy" bermunculan menyertai beberapa posting di Twitter.
Sementara tidak ada jam malam dijadwalkan di Washington DC pada Kamis, masih ada kehadiran polisi dan pasukan aktif yang substansial di ibu kota AS itu.
(Rahman Asmardika)