Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

10 Penumpang Terlantar Sepekan di Pelabuhan karena Tak Ada Dokumen Bebas Covid-19

Amir Sarifudin , Jurnalis-Minggu, 07 Juni 2020 |18:01 WIB
 10 Penumpang Terlantar Sepekan di Pelabuhan karena Tak Ada Dokumen Bebas Covid-19
Ismail saat menujukan foto istirnya yang terbaring sakit (foto: Okezone.com/Amir)
A
A
A

BALIKPAPAN - Sebanyak sepuluh calon penumpang yang didominasi anaka -anak dan ibu-ibu tertahan di Pelabuhan Kariangau, Km 5,5 Balipapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Mereka calon penumpang tujuan Palu, Sulteng yang tidak bisa melanjutkan perjalanan karena tidak bisa melengkapi syarat administrasi dokumen sehat rapid tes covid-19.

Sudah sepekan mereka menginap di ruang tunggu pelabuhan untuk mendapatkan belas kasihan berupa izin rapid tes karena tidak ada biaya lagi untuk melengkapi syarat kesehatan tersebut.

“Sudah hampir seminggu karena enggak punya rapid tes itu aja. Saya nggak tau syarat itu taunya hanya surat keterangan sehat,” tutur Ismail (32) bersama istri yang sedang sakit dan anak-anaknya serta penumpang lainnya, Minggu (7/6/2020).

 Virus Corona

Ismail mengaku membawa surat keterangan sehat dari perusahaan. Untuk rapid test dia tidak memiliki biaya.

“Dana kami tidak cukup, seandainya punya dana mungkin kami sudah ngurus dan sudah sampai di Palu sekarang ini. Saya sama rombangan ini ada 10 orang,” tuturnya.

Ismail bersama rombongan dari Sebulu Kukar bekerja sebaagai petani sawit. “Ini mau pulang karena darurat karena istri sakit parah. Ada surat sakitnya, ada keterangan dari desa juga sudah ada,” katanya sambil memperlihatkan foto istri yang sakit dan surat keterangan sakit.

 

Sementara itu, Dian (20) penumpang yang juga membawa balita terlihat menangis saat diwawancarai media. Dia mengaku bersama lainya lapar jika siang karena harus menunda makan diganti sore mengingat uang untuk makan tidak cukup.

“Kita makannya dua kali sehari, soalnya mau makan tiga kali nggak cukup uangnya. Jadi saya mohon dari pemerintah bisa bantu kita semua. Kita lapar kalau siang, makannya diganti sore sampai malam enggak makan lagi,” ceritanya sambil memangku bayinya.

Dia kembali meminta belas kasihan dan keringan kebijakan dari pemerintah untuk membantu agar bisa pulang kampung.

“Saya Dian usia 20 tahun,” ujarnya pilu sambil mengenakan masker.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement