HAMBURG - Seorang mantan penjaga kamp konsentrasi Nazi SS berusia 93 tahun dinyatakan bersalah atas keterlibatannya dalam pembunuhan lebih dari 5.000 tahanan. Bruno Dey dijatuhi hukuman penjara dua tahun oleh pengadilan di kota Jerman, Hamburg atas dakwaan itu.
Dey mengawaki sebuah menara di Kamp Stutthof di tempat yang saat itu berada di wilayah Polandia yang diduduki.
Ini diharapkan menjadi salah satu pengadilan era Nazi terakhir, karena baik yang korban yang selamat dan pelaku sudah sangat tua, dan dalam beberapa kasus ingatan mereka kurang bagus, bahkan tak bisa mengingat sama sekali.
BACA JUGA: Korban Terakhir yang Selamat dari Kamp Pemusnahan Nazi Tutup Usia
Dey diadili di pengadilan anak-anak karena menurut surat dakwaan dia berusia 17 tahun pada saat kejahatan dilakukan, antara Agustus 1944 dan April 1945.
Selama sembilan bulan persidangan, Dey mendengarkan pernyataan saksi tetapi menyatakan bahwa dia dipaksa menjalankan perannya sebagai penjaga di kamp tersebut dan tidak terlibat dalam pembunuhan.
Dalam pernyataan terakhirnya ke pengadilan, dia mengatakan dia "terguncang" oleh keterangan saksi dan meminta maaf kepada "mereka yang melewati neraka kegilaan ini". Namun, dia menambahkan bahwa dia belum mengetahui "tingkat kekejaman" sampai persidangan.
Menghukum Dey, hakim mengakui kesediaannya untuk mengambil bagian dalam persidangan tetapi mengatakan dia telah menolak untuk mengakui keterlibatannya sendiri dalam apa yang sedang terjadi. "Kamu melihat dirimu sebagai pengamat," kata hakim.
BACA JUGA: Arkeolog Temukan Terowongan di Kamp Kematian Nazi
Persidangan pada Januari mendengar kesaksian dari seorang sejarawan yang mengatakan bahwa Dey telah dikirim ke kamp pada awalnya sebagai seorang prajurit Wehrmacht dan belum bergabung dengan SS, pasukan khusus Nazi Jerman, sampai September 1944. Jadi, dikatakan, ia dapat meminta transfer ke unit lain sebelum menjadi bagian dari mesin pembunuh massal SS.
Meskipun Dey mengakui mengetahui kamar gas Stutthof dan mengakui melihat "tubuh kurus, orang-orang yang menderita", tim pembelaannya berpendapat bahwa dia adalah sosok yang relatif tidak penting di kamp dan tidak terlibat langsung dalam 5.230 kematian.