Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi Lebanon. Dengan meningkatnya infeksi Covid-19, rumah sakit sudah berjuang untuk mengatasinya. Sekarang, mereka dihadapkan dengan perawatan ribuan orang yang terluka.
Lebanon juga mengalami krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990, dan ketegangan sudah tinggi dengan demonstrasi jalanan melawan pemerintah. Orang-orang harus berurusan dengan pemadaman listrik harian, kurangnya air minum yang aman dan layanan kesehatan masyarakat yang terbatas.
Negara itu mengimpor sebagian besar makanannya dan sejumlah besar biji-bijian yang disimpan di pelabuhan telah hancur yang menyebabkan kekhawatiran akan kerawanan pangan yang meluas. Masa depan pelabuhan itu sendiri diragukan karena kerusakan yang ditimbulkan.
Presiden Aoun mengumumkan bahwa pemerintah akan mengeluarkan 100 miliar lira dana darurat tetapi dampak ledakan pada ekonomi diperkirakan akan bertahan lama.
(Rahman Asmardika)