Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Monumen Palagan Lengkong, Saksi Bisu Gugurnya Mayor Daan Mogot

Hambali , Jurnalis-Selasa, 18 Agustus 2020 |00:07 WIB
Monumen Palagan Lengkong, Saksi Bisu Gugurnya Mayor Daan Mogot
Monumen Palagan Lengkong di Tangerang Selatan (Foto: Okezone.com/Hambali)
A
A
A

TANGERANG SELATAN - Monumen Palagan Lengkong merupakan salah satu cagar budaya yang menjadi bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Lokasinya berada di sisi lapangan Golf BSD, Jalan Bukit Golf Utara, Lengkong Wetan, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

Area monumen itu tak terlalu luas, totalnya hanya sekira 500 meter persegi. Didapati pula sebuah bangunan berbentuk rumah di dalamnya. Disebutkan, rumah itu adalah tempat berlangsungnya negosiasi terakhir Mayor Daan Mogot dengan pasukan jepang.

Bentuk rumah itu sangat sederhana, di mana terdapat 2 kamar kecil dan 2 ruang utama. Kini bangunan tersebut nampak tengah menjalani renovasi. Jika berdasarkan sejarah, rumah itu sempat dijadikan markas persinggahan sementara tentara Jepang tahun 1945-1946.

Monumen itu sendiri menggambarkan peristiwa pertempuran antara pasukan Mayor Daan Mogot melawan tentara Jepang pada Jumat 25 Januari 1946. Dari pihak Indonesia, total ada 33 taruna dan 3 perwira yang tewas termasuk Mayor Daan Mogot, Letnan Soebianto Djojohadikusumo, dan Letnan Soetopo.

"Monumen itu menjadi saksi gugurnya Mayor Daan Mogot dan para taruna saat itu, Jumat 25 Januari 1946," ungkap TB Sos Rendra, Sejarawan Kota Tangsel, kepada Okezone, Senin (17/8/2020).

Rendra menceritakan mengenai kronologis pemicu pertempuran itu, di mana awalnya pasukan Jepang yang berada di markas itu kerap meresahkan warga sekitar. Saat usai latihan, sejumlah tentara Jepang kedapatan kerap mencuri dan merampok hewan ternak serta buah-buahan untuk dibawa ke markas.

"Akhirnya diserang lah oleh laskar rakyat Serpong di bawah pimpinan Raden Toni. Kemudian ada salah satu orang laskar Serpong, yang ikut sekolah militer di Tangerang. Laporan lah ke sana soal kejadian itu," terangnya.

Baca Juga : 534 Warga Binaan Lapas Paledang Bogor Dapat Remisi Hari Kemerdekaan

Baca Juga : Cerita Pasukan Semut, Gerombolan Anak-Anak Pencuri Senjata Tentara Belanda

Laporan itu sampai ke Militer Akademi di Tangerang dibawah pimpinan Mayor Daan Mogot. Di mana sekolah itu, merupakan bagian dari naungan resimen IV Siliwangi. Lalu diperintahkanlah Mayor Daan Mogot oleh Komandan Resimen IV Siliwangi Letkol Singgih, untuk melucuti senjata Jepang di markas tersebut.

"Jam 2 habis Sholat Jumat meluncurlah ke sana 76 personel, di bawah pimpinan Mayor Daan Mogot. Sampai gerbang, akhirnya diperbolehkan masuk untuk musyawarah dengan komandan pasukan Jepang tapi Kapten Wibowo dijadikan jaminan ditahan di gedung sebelahnya. Perwakilan yang lain akhirnya masuk, di antaranya Mayor Daan Mogot dan dua pengawalnya," jelasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement