Setelah Jepang masuk ke Padang, Amir tidak lagi mencuri senjata dia menjadi buruh di Pelabuhan Teluk Bayur. “Sejak Jepang masuk saya tidak mencuri senjata lagi, saya jadi buruh di pelabuhan Teluk Bayur mengangkat barang,” ungkapnya.
Ketenaran Amir mencuri senjata tersebut sampai ke telinga pasukan Indonesia yang datang ke Padang membersihkan pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dia pun sempat dipanggil dan diinterogasi. “Saya sempat diancam dengan moncong senjata di dagu saya, tapi saya jelaskan bahwa saya tidak terlibat dan tidak mencuri senjata lagi, akhirnya saya di lepaskan,” terangnya.
Pada tahun 2004 Amir diangkat sebagai veteran pejuang 45 dan menerima gaji pensiun sekira Rp2,3 juta setiap bulan. Kini pekerjaannya sebagai petani dan menggarap di tanah milik orang lain. “Saya tinggal disini dipinjamkan lahan untuk tempat pondok saya, tanah ini milik sesama suku saya. Saya membuat kebun sayur-sayuran dan sawah,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)