Di bawah kepemimpinan baru, Sudan keluar dari isolasinya di dunia internasional dengan upaya-upaya reformasi, termasuk dengan dihapusnya negara itu dari daftar sponsor terorisme Amerika Serikat (AS).
Meski reformasi di Sudan disambut gembira oleh para juru kampanye hak asasi manusia, partai-partai Islam di negara itu, termasuk Partai Kongres Populer (PCP) secara terbuka mengkritiknya, menyebut pemerintah baru akan mengekor Barat dan menjauhi nilai-nilai agama.
“Jelas bahwa pemerintah ini, yang mematuhi Barat, akan melakukan sekularisasi penuh negara, yang bertentangan dengan nilai-nilai dan agama kami,” tegas PCP.
(Rahman Asmardika)