Pangeran Antasari wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda.
Penjajah itu pun bergembira karena meninggalnya Pangeran Antasari karena sakit seusai pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan. Monumen Perang Banjar yang dibangun pemerintah Hindia Belanda untuk mengenang tentaranya yang tewas.
Perjuangan Pangeran Antasari pun dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Muhammad Seman.
Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968.
Kemudian, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) mencetak dan mengabadikan nama dan gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas nominal Rp2 Ribu untuk lebih mengenalkan Pangeran Antasari kepada masyarakat.
(Qur'anul Hidayat)