Hanik mengungkapkan, aktivitas Merapi saat ini sangat berbeda dengan erupsi tahun 2006 dan 2010 lalu. Erupsi saat ini merupakan bagian dari rangkaian erupsi yang panjang, dimulai sejak bulan Mei tahun 2018 dimana erupsi Merapi didominasi dengan gas dan sifatnya eksplosif tetapi indeks eksplosivitasnya rendah (skala 1). Bila indeks eksplosivitas saat ini dibandingkan dengan tahun 2010, maka rangkaian erupsi saat ini sebesar 1/1000, dan jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006 maka indeks eksplosivitas saat ini adalah 1/100.
"Sampai saat ini aktivitas masih terus berlanjut, data-data seismisitas, deformasi dan gas masih di atas normal," katanya.
Lebih lanjut, berdasarkan data pemantauan, pasca letusan tanggal 21 Juni 2020 teramati deformasi berupa pemendekan jarak EDM dari Pos Babadan yang diiringi dengan peningkatan aktivitas kegempaan. Saat ini aktivitas vulkanik semakin intensif dengan kejadian rata-rata gempa vulkanik dangkal (VTB) 6 kali/hari, multi-phase (MP) 83 kali/hari serta deformasi dari data EDM mencapai 2 cm/hari. Pemendekan jarak EDM terukur dari Pos-Pos Pemantauan Gunung Merapi dan juga dari titik-titik ukur sekeliling Gunung Merapi.
(Awaludin)