Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Demonstran Thailand Lempari Markas Polisi dengan Cat

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 19 November 2020 |15:52 WIB
Demonstran Thailand Lempari Markas Polisi dengan Cat
Demonstran Thailand melempari kantor kepolisian nasional di Bangkok dengan cat, 18 November 2020. (Foto: Reuters)
A
A
A

BANGKOK - Demonstran antipemerintah melemparkan cat dan mencoret-coret markas besar kepolisian Thailand di Bangkok pada Rabu (18/11/2020) malam. Aksi itu dilakukan sehari setelah puluhan orang terluka ketika polisi menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap para demonstran dalam kekerasan terburuk selama dalam beberapa bulan protes.

Demonstrasi yang dipimpin mahasiswa menuntut perubahan pada konstitusi Thailand yang dirancang militer dan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014.

BACA JUGA: Demo Anti-Kerajaan Meningkat, Thailand Umumkan Keadaan Darurat

Mereka juga menyerukan reformasi monarki, subjek yang pernah tabu, dalam tantangan paling serius bagi pembentukan Thailand selama bertahun-tahun.

Pada Rabu, puluhan ribu orang memadati persimpangan Ratchaprasong di jantung distrik perbelanjaan dan komersial Bangkok, sebelum mereka bergerak ke markas besar kepolisian nasional yang dijaga ketat.

Mereka didampingi oleh seorang biksu Budha memberikan salam tiga jari yang dipinjam dari film “Hunger Games” yang telah menjadi simbol dari gerakan protes.

Aksi itu dilakukan sehari setelah konfrontasi paling keras antara demonstran dengan polisi sejak protes dimulai pada Juli. Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah para pengunjuk rasa yang berusaha mencapai gedung parlemen di mana para legislator membahas perubahan konstitusi.

BACA JUGA: Tantang Pemerintah, Puluhan Ribu Orang Ikuti Demonstrasi di Bangkok

“Kami datang ke sini semata-mata karena amarah kami,” kata salah satu pemimpin unjuk rasa, Panusaya 'Rung' Sithijirawattanakul sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar markas kepolisian meneriakkan ejekan seperti “budek tirani”, menempatkan makanan anjing di dekat gerbang sebagai penghinaan. Mereka juga melempari cat ke bagian luar gedung, serta menuliskan grafiti anti-monarki.

Banyak yang datang dilengkapi dengan helm, kacamata dan masker gas untuk melindungi diri dari tindakan polisi, dan bebek kuning dimaksudkan untuk digunakan sebagai tameng. Polisi membarikade diri mereka sendiri di dalam dan tidak segera berusaha menghentikan demonstrasi.

Juru bicara polisi Kissana Phathanacharoen mengatakan para pengunjuk rasa telah merusak properti publik dan tuntutan akan diajukan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement