Dilanjutkannya, lembaga survei Konsepindo Research and Consulting telah beberapa kali menyelenggarakan survei di Pilkada Tangsel, namun tak mendeteksi adanya stagnansi pada pasangan Benyamin-Pilar.
Dalam survei lembaganya, Pasangan nomor urut 03 itu juga tidak pernah mengalami penurunan elektabilitas tapi memang kenaikannya lamban karena posisi elektabilitasnya cukup tinggi.
"Pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan elektabilitasnya sudah di atas angka 40 persenan, sementara Muhamad-Saras masih di angka 20 persenan lebih. Selisih kedua Paslon masih di atas 10 persenan. Kita akan turun lagi survei akhir November ini," ujarnya terpisah.
Mengenai ramainya pembahasan hasil survei Indikator itu, ia menilai hal demikian sebagai sesuatu yang wajar. Kalau melihat data tracking Indikator yang dipublikasikan kemarin, jelas sekali terlihat sebenarnya baru pada awal November 2020, Muhamad menyalip pasangan Benyamin, itupun dinyatakan masih dalam arsir margin error.
"Terlihat dalam data, jika elektabilitas Muhamad sebelumnya selalu kalah," tuturnya.
Dia juga menyesalkan tidak dipublisnya data perkembangan popularitas para kandidat dalam hasil survei Indikator. Menurutnya itu penting, karena dari data Indikator yang beredar pada survei akhir Juli sampai awal Agustus, popularitas Muhamad masih di bawah 50 persen. Namun tidak ada data lanjutan pada survei di bulan Agustus, Okober, November
Sapraji sendiri berpendapat, di ujung pertarungan akan terjadi kontestasi yang seru. Dia mengibaratkan mesin kedua kandidat yang sudah panas, di ujung akan saling meraung kencang. Hasilnya akan ditentukan pada mesin pemenangan yang berpengalaman.
"Nah mesin Benyamin ini cukup berpengalaman dalam mengikuti Pilkada. Pilkada sekarang ini adalah kali ketiga buatnya, dua pilkada sebelumnya, Benyamin selalu unggul. Ia adalah wakilnya Airin Rachmi Diany. Melihat hal ini, peluang Benyamin memenangkan pilkada lebih tinggi," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)