IRAN telah memenjarakan seorang perempuan pembangkang yang pada tahun 2019 mengirim surat kepada penguasa Islamis di negara itu agar mengundurkan diri.
Menurut suaminya, Abbas Vahedian Shahroudi, Iran telah menolak permohonan istrinya untuk menangguhkan dimulainya hukuman penjara selama 27 bulan itu hingga ia menjalani perawatan karena sakit parah.
Berbicara pada VOA Selasa lalu (17/11) Shahroudi, suami Shahla Jahanbin, mengatakan istrinya telah dipenjara di Evin, Teheran, pada hari Sabtu (14/11), menanggapi permohonan banding terakhirnya di mana ia sebelumnya berharap mendapat penangguhan karena alasan medis.
Jahanbin sebelumnya mengatakan pada VOA, ia menerima panggilan untuk memulai hukumannya Mei lalu dan membujuk petugas penjara untuk menangguhkan masa hukumannya hingga beberapa bulan sehingga ia dapat menjalani operasi punggung yang membutuhkan waktu pemulihan.
Ia mengatakan tidak dapat menjadwalkan operasi itu pada bulan berikutnya karena pandemi Covid-19, membuatnya berisiko ditangkap dan dipenjara kapan pun juga kecuali hukumannya ditangguhkan.
Dalam wawancara dengan VOA, Shahroudi mengatakan pihak berwenang Iran yang bertemu dengan istrinya di penjara Evin tanggal 14 November lalu mengatakan ia harus memulai hukumannya segera karena Korps Garda Revolusioner Iran menolak menunda lebih jauh hukuman penjara yang harus dijalaninya.
Shahroudi Rabu lalu (18/11) mencuit ia telah berbicara dengan Jahanbin melalui telpon, kontak pertama sejak ia dipenjara. Jahanbin mengatakan kepadanya bahwa ia masih menderita akibat rasa sakit parah di punggung dan bahunya.