CIREBON - Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI asal Kota Cirebon, Jawa Barat, bernama Mei Harianti (26), dikabarkan disiksa oleh kedua majikannya di Malaysia. Mei bahkan dibiarkan tidur di teras oleh majikannya dengan kondisi yang cukup mengenaskan.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Ramdhani menjelaskan, Mei bukanlah TKI ilegal. Ia telah bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT). Mei diberangkatkan secara prosedural melalui proses di UPT BP3MI Jakarta dan mempunyai Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).
Benny menerangkan, kasus penyiksaan yang dialami Mei mulai diketahui saat Polisi diraja Malaysia (PDRM), melakukan operasi penggerebekan sebuah rumah beralamat di Nomor 23 Jalan J Taman Batu 52000 Kuala Lumpur, pada bulan November 2020.
Penggerebekan ini bertujuan untuk menyelamatkan seorang PLRT, yakni Mei Haryanti yang diduga disiksa oleh majikannya secara keji. Operasi tersebut didasari laporan Tenaganita Petaling yang berkoordinasi dengan KBRI Kuala Lumpur setelah adanya aduan masyarakat sekitar, yang melihat korban dibiarkan tidur di teras oleh majikannya.
"Kasus yang baru-baru ini terjadi yaitu penyiksaan kepada seorang PMI di Malaysia oleh sepasang majikan yang mendera secara keji PMI hingga seluruh badan, telah membuktikan bahwa ini adalah pelanggaran berat," kata Benny dalam keterangan resminya yang diterima Okezone, Jumat (27/11/2020).
Benny mengecam keras atas adanya kasus tersebut. Ia menyebut, saat ini korban masih dirawat di Rumah Sakit Kuala Lumpur karena kondisinya yang cukup memprihatinkan.
Benny mengatakan, BP2MI dan KBRI akan terus melakukan pendampingan proses hukum kasus ini, untuk memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal, sekaligus perlindungan terhadap korban.
Baca Juga :Â OTT Wali Kota Cimahi, KPK Sita Sejumlah Uang
Sedangkan, lanjut Benny, PDRM sendiri telah menangkap dua tersangka majikan suami-istri, bernama Lim Sore (P) p dan Tuan Ann (L), keduanya tercatat beralamat B 11 7 Blok B Casa Magna Jalan Prima 10 Metro Prima Kepong 52100 Kuala Lumpur.
"Ini mengandung makna yang sangat dalam, saya selalu katakan PMI adalah pejuang, mereka adalah pahlawan devisa dan pahlawan bagi keluarganya," ujar Benny.