“Karena burung hantu ural yang berkembang biak memberikan efek pengendalian hama yang signifikan di dalam wilayah perkembangbiakan mereka, pengenalan kembali pasangan burung hantu ural yang berkembang biak di dalam kebun akan berkontribusi pada pengendalian hama hewan pengerat,” tulis penelitian.
“Mempromosikan reproduksi raptor asli di area pertanian dapat menjadi pilihan untuk mengembangkan pengelolaan hama terpadu sekaligus menjaga keanekaragaman hayati regional,” jelasnya.
Seekor burung hantu diketahui dapat berburu hingga 10 tikus per malam. Pada saat burung berkembang biak, keefektifannya juga meningkat.
Tak hanya di Jepang, kebun anggur dan kebun buah-buahan di Amerika Serikat (AS) juga telah menggunakan burung hantu selama beberapa dekade. Namun burung hantu bukanlah satu-satunya burung yang dapat menggantikan pestisida. Di Thailand, mereka menggunakan kawanan besar bebek lapar untuk membersihkan sawah dari hama.
(Amril Amarullah (Okezone))