Seaglider "terbang" melalui air dengan kebutuhan energi yang sangat sederhana menggunakan perubahan daya apung untuk daya dorong yang digabungkan dengan bentuk hidrodinamik gaya hambat rendah yang stabil. Didesain untuk beroperasi pada kedalaman hingga 1.000 meter, lambung mengompresi saat tenggelam agar sesuai dengan tekanan dari air laut.
Pada Mei 2010, Seaglider dikerahkan di Teluk Meksiko untuk membantu memantau dan mengumpulkan data selama insiden tumpahan minyak Horizon Deepwater.
Kemudian di tahun 2013, Angkatan Laut AS menguji Seaglider untuk digunakan di kapal tempur Littoral. Pada 2016, mereka mengerahkan LBS-Glider dari T-AGS dan bersiap untuk menyebarkan dari DDG.
Melihat spesifikasi seaglider di atas, patut bagi kita, khususnya TNI AL untuk waspada terhadap infiltrasi dari "kapal selam" mini tanpa awak ini. Mengingat perairan Indonesia merupakan wilayah strategis dalam perdagangan dan politik dunia.
(Fahmi Firdaus )