Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Siapa yang Harus Bertanggung Jawab Laksanakan Vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza, Israel atau Otoritas Palestina?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 27 Januari 2021 |06:15 WIB
Siapa yang Harus Bertanggung Jawab Laksanakan Vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza, Israel atau Otoritas Palestina?
Foto: Reuters
A
A
A

"Kami bergantung pada 65.000 pekerja Palestina, yang bekerja di pekerjaan inti dalam konstruksi dan kami membutuhkan mereka, karena tanpa mereka kami tidak dapat membangun," kata Raul Srugo, presiden Asosiasi Pembangun Israel. 

Menurutnya, situasi saat ini berpandangan sempit baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.

"Saya pikir itu adalah logis bahwa kita harus memvaksinasi rakyat Israel dan setidaknya orang-orang Palestina yang bekerja dengan kita."

"Pertama-tama, ini manusia, oke. Karena mereka adalah tetangga kita dan mereka tidak dalam kondisi ekonomi yang sangat baik."

Pandangan itu dianut oleh Dr Fadi, yang mengatakan, "Kami hidup bersama; kami hampir tidak memiliki batas."

"Jika Anda memvaksinasi orang Israel dan Anda tidak memvaksinasi rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza, Anda masih tidak dapat memutuskan rantai infeksi, Anda tidak dapat melawan pandemi dengan baik." 

Tidak ada perubahan

Tapi pemerintah Israel tidak akan berubah pikiran.

"Apa sebenarnya tanggung jawab menteri kesehatan Palestina, untuk merawat lumba-lumba di Mediterania?" Menteri Kesehatan Israel, Yuli Edelstein, bertanya.

"Saya mengizinkan pemberian sejumlah vaksin kepada tim medis yang secara langsung bekerja dengan pasien-pasien Corona di Otoritas Palestina."

"Ini bukan karena saya pikir kami memiliki kewajiban hukum, itu karena saya memahami mereka adalah dokter dan perawat dan tidak mendapatkan vaksin pada tahap ini."

Namun direktur Human Rights Watch Israel dan Palestina, Omar Shakir, tidak setuju.

"Israel telah memvaksinasi 3,5 juta warganya sendiri, 40% dari populasinya [per Minggu 24 Januari] termasuk pemukim Israel di Tepi Barat, tetapi terus meninggalkan 4,5 juta warga Palestina tanpa bantuan," katanya. 

Selain bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia, Otoritas Palestina telah beralih ke Rusia untuk mencoba mendapatkan vaksin.

Mereka memesan Sputnik V Moskow dan berharap dapat memberinya untuk 50.000 penduduk pada Maret, setelah memberikan persetujuan darurat penggunaan obat. 

Seperti banyak hal tentang kehidupan di wilayah ini, virus corona telah menyoroti saling ketergantungan dan perpecahan yang dalam di kedua sisi.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement