JAKARTA - Gunung Merapi yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah meletus dan memuntahkan awan panas pada Rabu 27 Januari 2021.
Okezone mengulas 5 fakta menarik dari peristiwa tersebut, berikut rinciannya:
1. Warga di Kawasan Gunung Merapi Dievakuasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengevakuasi warga Dusun Turgo ke barak pengungsian Kelurahan Purwobinangun, setelah aktivitas guguran awan panas Gunung Merapi meningkat signifikan sejak Rabu pagi.
"Hingga malam ini tercatat sudah sebanyak 36 kali guguran awan panas Merapi, dengan jarak luncur berkisar antara 500 hingga 3.000 meter. Atas pertimbangan keselamatan, maka warga kelompok rentan di Dusun Turgo kami evakusi ke barak Purwobinangun, Kecamatan Pakem," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman.
Menurut dia, meskipun Dusun Turgo memiliki jarak sekitar 6,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi, namun dengan pertimbangan peningkatan aktivitas guguran awan panas Merapi, maka warga kelompok rentan dievakuasi ke barak pengungsian Purwobinangun.
"Rekomendasi radius aman yang dikeluarkan BPPTKG Yogyakarta masih berjarak 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi, namun karena intensitas guguran awan panas tinggi, maka warga kelompok rentan kami evakuasi ke barak Purwobinangun," katanya.
Makwan mengatakan, untuk jumlah warga Dusun Turgo yang dievakusi ke barak pengungsian Purwobinangun saat ini masih dalam pendataan.
"Warga yang dievakuasi merupakan kelompok rentan, seperti lansia, balita, anak-anak, ibu hamil, dan disabilitas," katanya.
2. Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas dengan Radius 1,5 Km
Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi 11 kali awan panas dengan jarak luncur maksimal 1,5 Kilometer.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, pada Selasa 26 Januari 2021 periode pukul 18.00-24.00 WIB terjadi sebelas kali guguran awan panas. Pertama terjadi pada pukul 18.26 WIB, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 135 detik. Tinggi kolom 300 meter dengan jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya yang meliputi hulu Kali Krasak dan kali Boyong.
Baca juga: Gunung Merapi Meletus, Malam Hari Boyolali Diselimuti Pasir dan Abu Vulkanik
Guguran kedua terjadi pada pukul 19.03 WIB, dan tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 160 detik. Tinggi kolom tak teramati, cuaca berkabut, mendung, hujan, estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya seperti hulu Kali Krasak dan Boyong.
“Kejadian terus berlanjut pada pukul 19.46 WIB, 20.17 WIB, 20.38 WIB, 21.38 WIB, 21. 40 WIB, 21.45 WIB, 21.48 WIB, 23.14 WIB, serta pukul 23.29 WIB,” katanya Rabu (27/1/2021).
Selama sebelas kali awan panas gugura, jarak luncuran rata-rata antara 1.200 meter hingga 1.500 meter. Sedangkan ketinggian kolom mencapai 400 meter diatas kawah. Status Merapi juga belum ada perubahan yaitu siaga atau level III.
“Guguran juga teramati 4 kali dengan jarak luncur maksimum 400 meter, arah barat daya,” kata Hanik.
Selama 11 kali guguran, BPPTKG juga mencatat terjadi 77 kali gempa guguran, 4 kali gempa embusan, serta 4 kali gempa fase banyak. Warga di Lereng Merapi juga diminta mewaspadai kemungkinan hujan abu serta kemungkinan lahar dingin di alur sungai yang berhulu di Merapi.