SLEMAN - Jumlah pengungsi Gunung Merapi yang berada di barak pengungsian Purwobinangun, Pakem, Sleman kembali mengalami penurunan. Berdasarkan catatan dari pemerintah Desa Purwobinangun, Pakem, Sleman, jumlah pengungsi yang berada di barak pengungsian total sebanyak 128 orang. Para pengungsi Merapi banyak memilih pulang demi ternak mereka.
Kepala Pelaksana Harian Unitlak Desa Purwobinangun Nurhadi mengatakan jika jumlah pengungsi sebanyak 128 orang berdasarkan catatan dari pemerintah desa Purwobinangun per Minggu (29/1/2021) hingga pukul 12.00 WIB.
"128 pengungsi terdiri dari laki-laki sebanyak 46 orang dan perempuan sebanyak 82 orang. Jumlah KK ada 67 orang. Dari 128 orang, kelompok rentan ada 67 orang," ujar Nurhadi saat dikonfirmasi pada Minggu (31/1/2021).
Baca juga: Guguran Awan Panas Merapi Beralih ke Barat Daya, Pengungsi di Barak Glagaharjo Pulang ke Rumah
Lebih lanjut, Nurhadi tidak menampik jika warga yang bukan masuk kategori kelompok rentan, artinya dari usia produktif kerap kembali ke rumahnya yang berada di dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Alasan warga kembali adalah merumput untuk memberi pakan ternak mereka.
"Warga kembali untuk merumput. Kebanyakan yang kembali adalah bapak-bapak. Warga yang kembali ke rumahnya didominasi oleh usia produktif. Kembalinya warga ke atas tentunya atas dasar pengawasan dari desa melalui unitlak, BPBD Kabupaten Sleman, dan petugas dari Basarnas. Portal juga masih dijaga, tujuannya untuk melakukan skrining terhadap warga dari luar Turgo," jelasnya.
Baca juga: Siaga Gunung Merapi, Kelompok Rentan di Desa Tlogolele Dievakuasi
Sementara itu, Muriyem, 59, warga Dusun Turgo RT 3 RW 2, Purwobinangun, Pakem, Sleman, mengatakan jika kebutuhannya di barak pengungsian dipenuhi dengan baik oleh pemerintah Desa Purwobinangun. Aspek keamanan juga dinilai olehnya terlaksana dengan baik di barak pengungsian.
Mengurus Ternak
"Di sini [barak pengungsian] aman, kebutuhan terpenuhi, dan pokoknya semuanya memenuhi syarat," ujar Muriyem saat diwawancarai di barak pengungsian Purwobinangun pada Minggu (31/1/2021).
Muriyem yang mengungsi ke barak pengungsian Purwobinangun bersama anaknya tersebut juga mengatakan jika keputusan untuk turun ke barak pengungsian merupakan kesepakatan antara dirinya dengan pemerintah desa Purwobinangun.