PANGLIMA militer Myanmar yang berkuasa, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menjadi sorotan dunia menyusul penahanan politisi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), termasuk pimpinannya, Aung San Suu Kyi. Sesaat setelah penahanan tersebut, militer mengeluarkan pernyataan akan mengambil alih kekuasaan di negara tersebut selama setahun.
Militer Myanmar, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (1/2/2021), terkenal tertutup dan bahkan para pengamat hanya tahu sedikit tentang cara kerjanya.
BACA JUGA: Human Rights Watch: Junta Militer Tidak Pernah Benar-benar Mundur
Berikut adalah beberapa fakta kunci tentang kepemimpinannya dan peran yang dijalankan militer dalam sistem politik Myanmar:
Peran Militer dalam Politik
Militer memerintah secara langsung selama hampir 50 tahun setelah kudeta pada 1962. Militer menganggap dirinya sebagai penjaga persatuan nasional.
Sebagai perancang konstitusi Myanmar pada 2008, militer mengabadikan peran permanen dirinya dalam sistem politik. Militer mendapat kuota sebesar 25 persen pada kursi parlemen. Pemimpin militer mendapatkan kekuasaan untuk menunjuk menteri pertahanan, dalam negeri dan perbatasan, juga memastikan kepentingan utama dalam politik.
Banyak anggota partai, termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi, selama bertahun-tahun mengalami penganiayaan karena menentang mantan junta.
Min Aung Hlaing: Pelan Tapi Pasti
Min Aung Hlaing, (64), menjauhi aktivisme politik yang tersebar luas pada saat ia belajar hukum di Universitas Yangon pada 1972-1974. βDia orang yang tidak banyak bicara dan biasanya tidak menonjolkan diri,β kata seorang teman sekelasnya kepada Reuters pada 2016.
Ketika teman-teman sekolahnya melakukan demonstrasi, Min Aung Hlaing membuat aplikasi tahunan untuk bergabung dengan universitas militer utama, Akademi Layanan Pertahanan (Defence Services Academy/DSA). Ia berhasil lolos pada upaya ketiganya pada tahun 1974.
BACA JUGA: Dunia Internasional Bereaksi atas Penangkapan Aung San Suu Kyi, AS Ancam Jatuhkan Sanksi
Menurut seorang anggota kelas DSA-nya, yang berbicara kepada Reuters pada 2016 dan yang masih bertemu dengan panglima militer pada reuni kelas tahunan, dia adalah seorang kadet yang prestasinya biasa saja.
βDia dipromosikan secara teratur dan lambat,β kata teman sekelasnya, menambahkan bahwa dia terkejut melihat Min Aung Hlaing naik melampaui pangkat menengah korps perwira.
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara