Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ditahan Sejak Kudeta Myanmar, Suu Kyi Dituntut dengan Tuduhan Impor Ilegal

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 03 Februari 2021 |18:27 WIB
Ditahan Sejak Kudeta Myanmar, Suu Kyi Dituntut dengan Tuduhan Impor Ilegal
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. (Foto: Reuters)
A
A
A

YANGON - Polisi Myanmar telah mengajukan beberapa tuduhan terhadap pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi menyusul kudeta militer pada Senin (1/2/2021). Menurut dokumen kepolisian, Suu Kyi telah ditahan hingga 15 Februari.

Tuduhan yang diajukan polisi termasuk melanggar undang-undang impor dan ekspor, dan kepemilikan perangkat komunikasi yang melanggar hukum. Keberadaannya masih belum jelas, tetapi dilaporkan bahwa dia ditahan di kediamannya di ibu kota, Nay Pyi Daw.

BACA JUGA: Aung San Suu Kyi, Pembawa Obor Demokrasi Myanmar yang Tercoreng

Dalam dokumen polisi yang diajukan ke pengadilan, Suu Kyi dituduh secara ilegal mengimpor dan menggunakan peralatan komunikasi, walkie-talkie, yang ditemukan di rumahnya di Nay Pyi Daw.

Dia ditahan "untuk interogasi saksi, meminta bukti dan mencari penasihat hukum setelah menanyai terdakwa", kata dokumen itu.

Dokumen tersebut juga menunjukkan Presiden yang digulingkan Win Myint telah didakwa, dalam kasusnya dengan melanggar peraturan yang melarang pertemuan selama pandemi Covid-19. Dia juga telah ditahan selama dua minggu.

Win Myint dituduh, di bawah Undang-Undang Penanggulangan Bencana Nasional, bertemu pendukung dalam iring-iringan mobil selama kampanye pemilihan.

Baik presiden maupun Suu Kyi tidak terdengar kabarnya sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari dini hari.

BACA JUGA: Militer Myanmar Sebut Suu Kyi Ditahan Terkait "Kecurangan Pemilu"

Kudeta, yang dipimpin oleh panglima angkatan bersenjata Min Aung Hlaing, telah menempatkan 11 anggota junta militer yang berkuasa di bawah keadaan darurat selama setahun. Militer berusaha untuk membenarkan tindakannya dengan menuduh kecurangan dalam pemilihan umum November lalu, yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi.

Sejak penahanan Suu Kyi, sejumlah gerakan perlawanan mulai terlihat di Myanmar, terutama dalam bentuk pembangkangan sipil dan pemogokan. Pada Rabu (3/2/2021) staf di 70 rumah sakit di Myanmar berhenti bekerja sebagai bentuk protes.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement