MAJALENGKA - Kabut tebal selalu "memeluk" perkampungan ini. Dari pagi, siang, sore, malam, hingga ke pagi lagi, gumpalan kabut putih menyelimuti rumah-rumah penduduk.
Sinar matahari seolah enggan menyapa perkampungan penduduk yang berdiri sejak 2014 silam itu. Jarak pandang pun menjadi terbatas terhalang oleh kabut tebal. Awan seolah "memeluk" Dusun Jotang, tempat relokasi warga Dusun Cigintung itu.
Menurut warga, kabut selalu menyelimuti perkampungan setiap musim hujan tiba. Biasanya berlangsung selama satu bulan penuh pada Januari. Namun terkadang bisa dua bulan lebih.
Dusun Jotang, Desa Jagamulya, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka yang selalu diselimuti kabut ini berada di antara perbukitan. Meski bukan berada di lereng gunung, tetapi Dusun Jotang berada di dataran cukup tinggi.
Pemandangan tersebut disaksikan reporter MNC Portal Indonesia (MPI) yang berkunjung ke Dusun Jotang pada Rabu (3/2/2021). “Setiap masuk musim hujan, selalu seperti ini (kampung diselimuti kabut). Biasanya Januari. Tapi sekarang Februari masih seperti ini. Ini full, dari pagi sampai pagi lagi, enggak ada panas matahari,” kata Kepala Dusun (Kadus) Jotang Eding Supardi.
Tahun ini, kondisi berkabut setiap hari sudah berlangsung sekitar satu pekan terakhir. Tahun-tahun sebelumnya, Jotang menjadi ‘Negeri Dalam Pelukan Awan’ selama dua pekan. “Kalau ngejemur pakaian juga enggak bisa kering,” ujar Ending seraya tertawa.
Baca juga: Jelajahi Dusun Cigintung Majalengka, "Desa Mati" yang Dihantam Pergerakan Tanah
Ending menuturkan, saat musim kemarau, suhu udara di Dusun Jotang akan terasa cukup menyengat. “Ketika musim hujan turun kabut, pas masuk kemarau panasnya menyengat, ditambah lagi angin kencang. Jadi, sekarang-sekarang ini, kami lagi jadi negeri di dalam awan,” tutur Ending.
Dusun Jotang berdiri sejak ratusan kepala keluarga (KK) warga Dusun Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, hijrah ke kawasan ini pada 2014 silam.
Pada 2013, warga Dusun Cigintung menjadi korban bencana alam pergerakan tanah. Rumah-rumah mereka di Cigintung tak bisa ditempati lagi karena rusak parah.
Baca juga: 2 Tersangka Adzan Jihad Tak Ditahan, Kapolres Majalengka: Mereka Kooperatif
Eding Supardi, yang pernah menjabat sebagai Kadus Cigintung itu mengemukakan, memang tidak semua warga di dusun tersebut pindah ke Dusun Jotang. Selain ada yang pindah keluar kota, beberapa warga juga masih bertahan di Dusun Cigintung.
"Ada 80 KK masih bertahan di sana (Dusun Cigintung), yang daerahnya memang relatif aman. Selain itu, ada juga yang pindah ke luar kota, seperti Cirebon. Di sini (Jotang) saat ini ada 310 KK, karena ada yang pindah juga," tutur dia.