DUBAI - Pengacara Putri Latifa dari Dubai mengklaim jika penjaga meletakkan sekantong silet di kamarnya dan memberinya stopwatch elektronik untuk 'menghancurkan semangatnya'.
Diketahui, beberapa waktu lalu, Putri Latifa, 35, putri penguasa Dubai Syekh Mohammed al-Maktoum, 71, menuduh ayahnya menyandera dia di sebuah vila di Dubai setelah mencoba melarikan diri pada 2018.
Melalui video yang direkam secara diam-diam, sang putri menggambarkan bagaimana upayanya untuk melarikan diri dari sang ayah.
Saat ini, pengacaranya David Haigh dari kampanye Free Latifa, Inggris telah mengungkapkan bagaimana sang putri diberikan stopwatch untuk menghitung waktunya di 'vila penjara', yang terletak di samping hotel bintang tujuh Burj Al Arab, dan juga memberi tahu dia harus tinggal di sana selama satu tahun lagi.
(Baca juga: Disangka Tas Mencurigakan Berisi Bom, Ternyata Saat Dibuka Ada 6 Anak Kucing)
“Latifa pertama kali ditahan di penjara terpencil terpencil bernama Al Awir,” terang Haigh mengatakan kepada The Sunday Express.
Namun pada Mei 2018 dia dipindahkan ke vila penjara - di samping pantai wisata dan hotel bintang tujuh Burj Al Arab - dijaga oleh polisi Dubai, kamera dan bar, dan di sel isolasi.
"Setiap hari, sekitar 30 polisi yang menyandera Latifa akan melakukan yang terbaik untuk mematahkan semangatnya,” terangnya.
Pengacara hak asasi manusia itu kemudian menjelaskan bagaimana dia harus menghubungi NHS 111 untuk meminta nasihat setelah Putri Latifa jatuh sakit karena dicurigai terkena virus corona tahun lalu dan tidak mendapatkan perawatan medis oleh pengawalnya.
(Baca juga: Pispot Tradisional China Dijual Sebagai Keranjang Buah di Amazon, Harganya Bikin Kaget)
Itu terjadi ketika sahabat Putri Latifa menolak klaim dari keluarga penguasa Dubai yang mengatakan dia dirawat di rumah, dan menuduh mereka memenjarakannya.
Tina Jauhiainen mengaku dia bersama sang putri selama pelariannya dan mengatakan temannya sekarang sedang dipenjara.
“Sahabat saya Putri Latifa binti Mohammed al-Maktoum telah dipenjara oleh keluarganya sendiri - dikurung di satu kamar,” terangnya kepada The Telegraph.
“Sungguh konyol bahwa keluarganya mengira mereka dapat mengeluarkan pernyataan semacam ini dan tidak memberikan bukti kehidupan yang sebenarnya. Saya terkejut dan kesal karena ini adalah tanggapan resmi mereka,” jelasnya.