Dalam Perang Besar, Solomon dengan penuh semangat menyusun taktik kamuflase militer di front Barat. Dia mengembangkan jaring kamuflase sebagai metode menutupi parit dan metode ini menjadi sangat berpengaruh.
Dia mengerjakan banyak skema penipuan lainnya termasuk "pohon observasi" - replika batang pohon berongga yang ditempatkan di tanah tak bertuan, tempat pasukan dapat mengamati parit musuh.
Pematung dan pelukis Leon Underwood - yang pernah belajar di Royal College of Art sebelum perang - membantu merancang dan merakit pohon-pohon ini, pekerjaan yang sangat berisiko saat itu.
Seniman lain yang berkontribusi dalam upaya perang dalam Perang Dunia Pertama adalah Norman Wilkinson. Sebelum perang, ia telah menghasilkan seni rupa serta poster dan ilustrasi untuk koran seperti The Illustrated London News.
Tetapi pengabdian aktif di Royal Navy mendorong ide-ide artistiknya ke wilayah yang sama sekali lebih radikal, dan dia mulai mengerjakan ide-ide untuk melindungi kapal dari serangan musuh.
Menyadari bahwa kapal perang terlalu mencolok untuk bisa disembunyikan sepenuhnya di laut lepas, ia mengembangkan kamuflase kapal: komposisi garis-garis abstrak berdasarkan garis perspektif, yang dirancang untuk membingungkan musuh dan mempersulit mereka mendeteksi kecepatan dan posisi kapal.
Eksperimennya dilakukan di empat studio di Royal Academy di London, tempat dia bekerja dengan tim seniman termasuk Edward Wadsworth.
Strategi-strategi ini menjadi inspirasi penting untuk operasi penipuan melawan Nazi dalam Perang Dunia Kedua. Namun, generasi seniman baru kemudian menciptakan teknik ilusi yang jauh lebih canggih.