Menjelang referendum itu, pemerintah mendesak pemilih agar menentang larangan itu, karena itu akan merugikan pariwisata dari negara-negara Muslim. Pemerintah juga menyebut penutup wajah sepenuhnya sebagai "fenomena kecil."
Sekitar 400.000 Muslim tinggal di Swiss atau sekitar 5,5% dari populasi, menurut harian New York Times. Harian itu mengatakan larangan tersebut juga menarget masker ski yang dikenakan pengunjuk rasa. Penutup wajah untuk alasan kesehatan dikecualikan.
(Baca juga: Jubir Presiden Filipina: Perintah "Bunuh, Bunuh, Bunuh" Duterte Terhadap Pemberontak Sesuai Hukum)
Legislator Swiss kini memiliki waktu dua tahun untuk mengubah keputusan tersebut menjadi undang-undang.
(Susi Susanti)