“Pemerintah jelas, tegas, sangat mendukung penggunaan vaksin AstraZeneca. Alasannya sangat sederhana, yakni vaksin itu akan membantu menyelamatkan nyawa dan melindungi nyawa, dan itu dilakukan atas dasar pertimbangan medis, '' kata Hunt kepada Parlemen Australia.
Kepala petugas medis Australia, Paul Kelly, mengatakan sejauh ini tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan penggumpalan darah. “Penggumpalan darah sering terjadi di Australia, '' katanya.
“Tapi, dari sudut pandang saya, saya tidak melihat adanya hubungan khusus antara vaksin AstraZeneca dan penggumpalan darah, dan tidak hanya saya yang berpendapat seperti ini,” jelasnya.
Pengguna terbesar vaksin AstraZeneca sejauh ini adalah India.
India menggunakan dua vaksin -- vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India, dan vaksin yang diproduksi India Bharat Biotech -- untuk mengimunisasi populasinya yang besar. Menurut data pemerintah, lebih dari 25,6 juta orang di India yang telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin, lebih dari 23,4 juta telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
Para pejabat kesehatan mengatakan kepada kantor berita Press Trust of India, Sabtu (13/3) lalu, ada 234 efek samping yang ditemukan, termasuk 71 kematian, setelah menerima salah satu vaksin itu. Namun, kata mereka, tidak ada hubungan sebab akibat ditemukan. Pemerintah sekarang sedang meninjau kasus-kasus itu untuk membuat penilaian akhir.
(Susi Susanti)