Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengunjuk Rasa Myanmar Lanjutkan Protes Sepanjang Malam

Antara , Jurnalis-Minggu, 21 Maret 2021 |13:36 WIB
Pengunjuk Rasa Myanmar Lanjutkan Protes Sepanjang Malam
Foto: Reuters.
A
A
A

YANGON - Para penentang kekuasaan militer Myanmar, banyak di kota-kota kecil di seluruh negeri, melakukan protes di bawah cahaya lilin pada Sabtu (20/3/2021) malam hingga Minggu (21/3/2021) untuk menentang tindakan keras pasukan keamanan dan pembunuhan hampir 250 orang sejak kudeta pada 1 Februari.

Penindasan dengan kekerasan telah menuai kecaman dari pemerintah Barat dan semakin banyak menuai kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya dari beberapa tetangga Myanmar di Asia.

BACA JUGA: Pasukan Keamanan Myanmar Tewaskan 8 Orang, Indonesia Serukan Kekerasan Dihentikan

Aksi kekerasan juga telah memaksa orang-orang yang bertekad untuk menolak kembali ke pemerintahan militer setelah satu dekade langkah tentatif menuju demokrasi untuk memikirkan cara-cara baru guna menyampaikan pendapat mereka.

Hampir 20 protes diselenggarakan semalam di seluruh negeri, dari kota utama Yangon hingga komunitas kecil di Negara Bagian Kachin di utara dan kota paling selatan Kawthaung, menurut pemantauan di media sosial.

Ratusan pengunjuk rasa di kota kedua, Mandalay, termasuk banyak staf medis berjubah putih, berpawai sebelum matahari terbit dalam "protes Fajar".

Pengunjuk rasa di beberapa tempat diikuti oleh sejumlah biksu Buddha yang memegang lilin. Beberapa orang menggunakan lilin untuk membuat bentuk salam protes tiga jari.

Di Yangon, yang telah dilanda kekerasan terparah sejak kudeta, pasukan keamanan bergerak cepat untuk membubarkan pertemuan.

BACA JUGA: ASEAN Dinilai Gagal Tangani Krisis di Myanmar

"Sekarang mereka membubarkan protes malam hari kami. Granat kejut ditembakkan terus-menerus," tulis seorang pengguna Facebook. Delapan orang ditahan, kata seorang penduduk lingkungan itu.

Juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar tetapi sebelumnya mengatakan pasukan keamanan menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan.

Setidaknya empat orang tewas dalam insiden terpisah pada Sabtu pagi, yang menjadikan jumlah korban tewas sejak kudeta menjadi 247 orang, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Kemarahan Asia

Negara-negara Barat telah berulang kali mengutuk kudeta dan kekerasan tersebut. Tetangga Asia, yang selama bertahun-tahun menghindari saling mengkritik, juga mulai angkat bicara.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement