Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Para Tahanan Wanita Berjuang Hadapi Pandemi Covid-19 di Penjara

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 24 Maret 2021 |11:37 WIB
Kisah Para Tahanan Wanita Berjuang Hadapi Pandemi Covid-19 di Penjara
Tahanan wanita di penjara (Foto: Amnesty International)
A
A
A

  • 'Ketakutan yang tak terbayangkan'

Di antara wartawan yang dipenjara selama pandemi adalah Rahelisoa Arphine.

Warga Madagaskar ini dikenal sebagai direktur berita surat kabar yang dekat dengan oposisi.

Dia dipenjara setelah mengkritik rencana penanganan pandemi oleh pemerintah.

Dia ditangkap dan dimasukkan ke penjara Antanimora di ibu kota Antananarivo selama 30 hari, sebelum dibebaskan pada 4 Mei 2020.

Antanimora dibangun dengan kapasitas 800 tahanan, namun pada akhir 2019, penjara ini harus menampung 4.000 orang.

Akibatnya, penghuni dipaksa berdesak-desakan.

"Ada 18 perempuan di ruang berukuran empat kali empat meter. Di ruang itu tak ada tempat tidur, dan kami semua harus tidur di lantai,” jelasnya.

Dia dipenjara ketika wabah sedang ganas-ganasnya. Ruang isolasi langsung penuh dengan penghuni.

"Tak bisa dibayangkan ketakutan saya," ujarnya.

Penghuni penjara akhirnya dites dan ia mengatakan sangat lega ketika hasilnya negatif.

Namun ketakutan dan kekhawatiran akan terinfeksi virsu corona di kompleks penjara tak bisa ia tepis sepenuhnya.

"Ada sejumlah penghuni baru yang tidak dites dan itu sebabnya mengapa saya sangat takut. Jika mereka membawa virus, kami semua pati akan tertular," ungkapnya.

Ketika seorang tahanan jatuh sakit, Rahelisoa mendapati tak ada obat maupun ambulans yang bisa dipakai untuk membawanya ke rumah sakit.

"Yang membuat saya sedih adalah ketika seorang penghuni penjara meninggal karena hanya urusan dokumen yang membuatnya tak bisa diantar ke rumah sakit," terangnya.

Fasilitas kebersihan sangat minim. Ratusan tahanan perempuan harus antre karena hanya ada satu toilet dan satu kamar mandi untuk mereka.

"Tak ada yang peduli dengan [pandemi] Covid-19 ... tak ada masker, tak cairan pembersih," terangnya.

Menghadapi situasi ini, dia dan tahanan perempuan lain berusaha untuk tetap menjaga kebersihan diri.

Dia uga mengatakan panduan tentang Covid-19 justru malah mempersulit tahanan bertemu pengacara atau anggota keluarga.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement