Artefak berharga ditemukan di lokasi kota emas yang hilang, di dekat Lembah Para Raja Mesir. Penggalian itu mengungkap banyak penemuan arkeologi berharga seperti perhiasan, tembikar berwarna, jimat kumbang, dan batu bata lumpur bersegel Amenhotep III.
Tim arkeolog memulai penggalian di tepi barat Luxor dekat Lembah Para Raja, sejauh 500 kilometer dari sebelah selatan Ibu Kota Kairo.
"Dalam hitungan pekan, yang sangat mengejutkan tim, formasi batu bata lumpur mulai tampak di segala penjuru," kata Hawass.
Kini, tujuh bulan setelah dimulainya penggalian, beberapa wilayah atau lingkungan telah digali, termasuk tempat pembuatan roti, kompleks pemerintahan, wilayah hunian.

"Banyak delegasi-delegasi asing mencari kota ini dan gagal menemukannya," kata Hawass, yang juga mantan menteri urusan peninggalan purbakala Mesir.
Dia mengungkapkan bahwa proyek arkeologi di lokasi itu masih terus berlangsung dan timnya "berharap dapat menemukan makam-makam berisi harta peninggalan."
Mesir tengah mempromosikan peninggalan purbakala demi membangkitkan lagi sektor pariwisatanya, yang redup akibat krisis politik bertahun-tahun dan pandemi virus corona dalam setahun terakhir.
Pekan lalu, pemerintah Mesir memindahkan mumi para firaun ke museum baru di Kairo lewat prosesi yang megah dan bersejarah.
Lewat acara yang spektakuler, 22 mumi itu - terdiri dari 18 firaun dan empat ratu - dipindahkan dari Museum Mesir yang neo-klasikal ke gedung baru, yaitu Museum Nasional Peradaban Bangsa Mesir yang berjarak 5 km. Mumi Amenhotep III dan istrinya, Ratu Tiye, termasuk yang dipindahkan.
(Sazili Mustofa)