JERMAN - Ramadhan kembali berlangsung saat Jerman masih didera pandemi Covid-19. Saat ini, Jerman masih memberlakukan lockdown sebagian. Namun hal itu tak menghalangi niat sebuah komunitas Muslim di Wuppertal, Jerman, untuk membantu mereka yang kesulitan selama bulan suci itu.
Banyak restoran tutup, orang-orang dilarang berkumpul, dan ada pembatasan bergerak setelah jam tertentu. Semua itu membuat kegiatan berbuka puasa, atau iftar, sulit bagi banyak Muslim di Jerman.
Komunitas Muslim di masjid Ditib di Wuppertal, Jerman, berusaha mengatasi masalah ini dengan menyelenggarakan program “Iftar To Go”, yang pada intinya menyediakan makanan malam siap santap gratis bagi siapa saja, tak hanya Muslim, selama Ramadhan.
Program ini pernah digelar tahun lalu, dan banyak mendapat sambutan. Tahun ini, menurut panitianya, permintaannya lebih besar karena pandemi telah mengakibatkan semakin banyak orang mengalami kesulitan finansial.
(Baca juga: Ikuti Langkah AS, NATO Akan Tarik 7.000 Tentara di Afghanistan)
“Ini edisi baru dari tahun lalu. Tahun lalu kami memulainya pertama kali karena adanya pembatasan terkait wabah virus corona. Tahun ini kami juga banyak mendapat permintaan, bahkan harus menambah jumlah makanan. Orang-orang yang bersedia menyumbangkan uang mengatakan, mereka akan dengan senang hati mendukung program ini. Jadi, ketika kami menyadari bahwa pandemi belum berakhir, kami memutuskan sejak awal untuk melanjutkannya," jelas Mustafa Temizer, Ketua panitia "Iftar To Go".
Bagi komunitas Muslim di Wuppertal, atau Jerman pada umumnya, mencari makanan untuk berbuka puasa pada saat ini tidaklah mudah. Pandemi menghalangi mereka ke luar rumah karena adanya peraturan jam malam. Selepas pukul 7 malam waktu setempat, mereka dilarang berkeliaran di luar rumah, meski matahari baru akan terbenam atau saat azan magrib dikumandangkan, satu jam kemudian.
(Baca juga: Situasi Makin Tak Kondusif, 200 Warga Indonesia Tinggalkan Myanmar)