Secara teori, ya. Negara-negara tertarik untuk menjual atau menyumbangkan vaksin yang tidak lagi mereka butuhkan.
Pada Kamis (15/4), Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Hans Kluge, mengatakan Denmark mungkin melakukan hal itu.
"Saya memahami bahwa kementerian luar negeri Denmark siap untuk, atau sedang mencari opsi, untuk berbagi vaksin AstraZeneca dengan negara-negara miskin," kata Kluge dalam penjelasan singkatnya.
Beberapa tetangga Denmark menawarkan diri untuk mengambil persediaan vaksin yang tidak diinginkan.
"Kami memiliki stok vaksin yang lebih sedikit vaksin daripada orang yang ingin divaksinasi," kata Perdana Menteri Lithuania Ingrida Simonyte.
"Oleh karena itu, Lithuania telah menyatakan kesiapan untuk menggunakan dosis AstraZeneca sebanyak mungkin, yang siap dibagikan oleh Denmark,” lanjutnya.
Dalam sebuah tweet, Menteri Dalam Negeri Ceko Jan Hamacek mengatakan dia telah menginstruksikan seorang diplomat untuk menyatakan minat negara itu untuk "membeli semua vaksin AstraZeneca dari Denmark".
Tanggapan Denmark belum jelas - pemerintahnya belum memberikan komentar.
Sementara itu vaksin yang tidak terpakai itu akan disimpan di gudang.
Baik vaksin AZ maupun J&J memiliki keunggulan karena dapat disimpan pada suhu lemari es, membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan daripada vaksin Pfizer, yang harus disimpan pada suhu -70 derajat.
Meskipun demikian, vaksin memiliki tanggal penggunaan, yang bervariasi tergantung pada pengembang vaksin.