JAKARTA - DPP Pemuda Perindo memberikan sejumlah catatan penting dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2021 di Jakarta yang berakhir Sabtu 24 April 2021 malam. Utamanya, terkait dengan krisis politik dan persoalan kemanusiaan yang terjadi di Myanmar dilakukan junta militer.
Pertama, Pemuda Perindo menginginkan Indonesia harus memainkan peranan dalam politik regional Asia Tenggara, khususnya sebagai inisiator dan mediator dalam membantu krisis politik dan kemanusiaan di Myanmar.
"Kedua, meskipun terdapat prinsip non interference (tidak campur tangan) tapi Indonesia perlu tampil terkait dengan krisis politik Myanmar sebagai isu regional yang menyangkut tentang hak asasi manusia dan hak kemanusiaan. Karena lebih dari 700 orang telah terbunuh di bawah komando Tadmadaw Jenderal Min Aung Hlaing," ungkap Ketua Umum DPP Pemuda Perindo Effendi Syahputra, Selasa (27/4/2021).
Baca Juga: Gandeng Komunitas Ojol, Pemuda Perindo Bagikan 300 Paket Takjil di Tamansari Jakbar
Ketiga, meski ASEAN tidak dapat memberikan tekanan dan paksaan secara langsung bagi Myanmar. Namun, ASEAN perlu bersandar pada nilai-nilai yang konstruktif dalam memberikan solusi-solusi alternatif untuk memberhentikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh junta militer kepada warga sipil di Myanmar.
Keempat, kendati ASEAN telah mengeluarkan konsensus bagi masalah Myanmar dan telah diterima oleh Jenderal Min Aung Hlaing, namun yang paling penting bagaimana memastikan konsensus itu dan agenda perdamaian untuk internal Myanmar itu berjalan untuk jangka masa panjang.
"Di sini peran Indonesia harus tampil menjadi penyelesaian masalah untuk persoalan ini," ungkap Effendi.