Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Penyesalan Adam Ibrahim, Rekayasa Hoaks Babi Ngepet demi Ketenaran Berujung Penjara

Iyung Rizki , Jurnalis-Sabtu, 01 Mei 2021 |11:15 WIB
Penyesalan Adam Ibrahim, Rekayasa Hoaks Babi Ngepet demi Ketenaran Berujung Penjara
Adam Ibrahim, perekayasa isu babi ngepet. (Foto: Iyung Rizki)
A
A
A

JAKARTA - Adam Ibrahim harus mempertanggungjawabkan perbuatannya menyebar hoaks atau berita bohong soal babi ngepet di Kampung Bedahan, Sawangan, Depok. Dia mengaku ingin mendapatkan ketenaran lewat aksi bisa menangkap babi yang diklaim hasil pesugihan.

Pria yang dikenal tokoh agama di kampungnya itu pun lantas meminta maaf telah membuat kegaduhan. Dia mengaku niatnya merekayasa babi ngepet muncul saat banyak warga yang kehilangan harta benda.

"Mohon maaf atas kejadian viral babi ngepet, itu adalah berita hoaks, berita bohong, kami rekayasa sebab laporan-laporan hilang, sehingga timbul hati dan pikiran mengadakan itu agar selesai permasalahan," ujar Adam 30 April 2021.

Baca juga: Komentari Babi Ngepet di Depok, Ridwan Kamil Singgung Merebaknya Hoaks dan Tetangga Julid

Dia mengaku bahwa awalnya mengira dengan melakukan rekayasa tersebut, selain bisa menyelesaikan masalah, juga mendatangkan ketenaran baginya.

"Ide dari saya, inspirasinya awalnya ingin selesai saja, tapi viral, anggaan kita itu bakal jadi ketenaran, ternyata itu enggak ada untungnya sama sekali bagi saya," ujarnya.

Baca juga: Ibu Viral Komen 'Warga Nganggur tapi Uang Banyak' Diusir Warga, Maaf Dianggap Tak Tulus

Dia pun sekali lagi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan menegaskan bahwa isu tersebut bukanlah pengalihan isu.

"Endingnya (rekayasa) sangat fatal, atas kejadian ini saya mohon maaf terutama kepada warga Kampung Bedahan dan negara, ini bukan pengalihan isu, ini rekayasa pribadi," ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement